Buah dari Do’a & Kesabaran

2015/4/3 / Imam saputri / Buah dari Do’a & Kesabaran / Indonesia 印尼 / Putri chan

Prakkkkkk (suara tamparan melayang ke pipi) “kurang ajar kamu”. Tamparan & Kata makian yang terlontar setiap kali membuat kesalahan kecil. “ampun nyonya ampuuun, ma’af kan saya”. hanya seperti itu kata-kata yang ku hafal setiap hari. Entah kenapa majikanku slalu tak pernah puas dengan hasil pekerjaanku. Mereka slalu menganggap bahwasannya, jauh-jauh mengambil tenaga kerja dari luar negri dengan biaya yang besar harus menurut dan patut diperlalukan semau mereka. Padahal aku ini juga manusia biasa yang punya perasaan. “heh kamu itu saya gaji besar disini. Tapi kerja saja tidak becus”. Lanjut makian yang terlontar dari mulut thai-thai. Padahal aslinya semuanya sudah rapi hanya memang tertinggal debu diujung kaki kursi pojokan ruang tamu yang seharusnya tidak nampak mata, tapi karna majikan slalu mencari-cari kesalahan. Tak pernah terbesit tentang hal-hal yang baik dimata mereka terhadapku. Pasti berujung kepada kemarahan yang mengebu-gebu.

     Bukan bermaksud untuk mengusut semua keburukan orang lain. Namun aku harus meceritakan jeritan hati salah satu  TKW dari indonesia yang kebetulan bernasip kurang beruntung dinegri taiwan. Untuk keamanan seluruh nama mungkin akan sedikit disamarkan. Mohon para pembaca mengambil sisi baiknya saja. Tercerminlah seorang gadis lugu dari desa yang bekerja sebagai perawat ama di keluarga bermarga tzu. Entah ini sebagai tradisi keluarga atau memang cara pandang yang kurang menghargai pembantu. Tak pernah ada rasa belas kasihan sedikitpun yg terlintas di benak keluarga ini. Memperlakukan seorang pembantu dianggap seperti budak yang harus menurut dan menjadi pelampiasan kemarahan setiap saat. Beruntunglah mega selalu sabar menghadapi bentakan dan kekerasan fisik yang slalu dialamatkan kepada dirinya. Massa training dalam bekerja sangatlah sulit untuk siapapun juga yang harus dituntut mampu beradaptasi secepat mungkin. Mega salah satu dari bagian massa training itu, kekuatan batin dan fisik memang harus disiapkan setiap hari untuk menampung kelakukan para majikannya yang tak berhenti menyiksa dirinya. Segala aktifitas yang serba diatur-atur oleh laupan niang (bos prempuan) membuatnya semakin sungkar. Dalam bekerja dia dituntun harus cepat, bersih, dan rapi. Terlihat sehelai debu pasti dimarahi tanpa ampun. Bisa dibilang sejahat-jahatnya manusia akan tampak lebih jahat dibandingkan setan ngamuk sekalipun. Entah bagaimana caranya agar bisa diterima dengan baik di keluarga tzu. Aku bingung seperti apa menyikapinya?? Ya sudahlah aku pasrah dan hanya bisa menuruti semua perkataan majikan.

        Suatu pagi yang cerah mata mega masih layu bersayup-sayup. Melihat kearah jam dinding terlihat baru pukul 04:57, senjapun nampak malu memperlihatkan sepercik sinarnya. Air wudhu mulai membasahi kepala sampai ujung kaki mega, secerca do’a yang terucap dan sesegera mungkin melaksanakan sholat subuh. Tak ada mukena, tak ada sajadah, dan perlengkapan solat yang terpenting tempat suci bersih dengan pakaian tertutup. Maklum saja, saat hendak terbang berangkat ke taiwan, pihak PJTKI tidak memperbolehkan calon TKW membawa alat sholat. Setiap koper diperiksa barang bawaannya, karena menurut peraturan dilarang membawa kosmetik dan perlengkapan solat, hasilnya mukena & sajadahpun ku tinggal. Andai saja peraturan semacam ini tidak diberlakukan pasti mega ibadahnya bisa lebih khusyuk. Namunya sudahlah tak apa-apa, keadaan memang slalu memaksa kita seperti itu. Yang terpenting bagi hamba allah yg berniat ibadah segeralah dilaksanakan tanpa rasa malas karena keadaan. Disetiap sujud mega slalu terbesit do’a mohon ampunan , sembari menangis dia mengadu ke hadapan allah SWT.“ ampuni hamba ya allah, betapa hinanya hamba yang tak mampu mengerjakan segala perintah engkau. Hamba tak mampu mengerjakan seluruh kewajiban hamba dihadapan-MU. Karena keadaan slalu menyibukkan diriku tanpa memberi waktuku bersamamu. Amupuni hamba ya allah ampuni hamba” . Iya dengan keadaan bekerja seharian,  jam istirahat yg hanya beberapa menit, mega tak dikasih kesempatan untuk beribadah. Satu rumah taunya mega harus bekerja untuk mereka tanpa ada rasa malas. Itu sebabnya mega hanya mampu menjalankan solat subuh dan isya’. Dari mulai pukul 06 :00 sampai pukul 21:23 jam kerja mega tanpa henti. Dimulai dari beres-beres rumah harus rapih, merawat ama yang sudah lumpuh tanpa mengajaknya jalan-jalan ke taman karena tak ada waktu, hingga mengurusi keperluan seluruh majikannya. Faktanya bukan hanya keperluan ama saja yang dikerjakan, tapi juga laupan, laupan niang, i cye’,er cye’ hingga san mey . Seharusnya didalam kontrak kerja mega hanya mengurus ama, tapi entah kenapa sesampainya ditaiwan kenyataanya lain. Seluruh pekerjaan rumah harus dikerjakan mega sendirian tanpa dibantu sedikitpun,  masak juga menjadi pekerjaan mega. Yang awalnya hanya diajari cara masak sekali saja dan itu harus di ingat. Jika lupa dan rasanya berbeda, mega slalu menjadi sasaran amukan. oh teganya,!!  Karena mega adalah gadis penurut, tak ada rasa benci terlintas  yang ada hanyalah kekuatan fikir yang penuh kesabaran.

       Tak terasa liburan pengunjung musim panas segera tiba, karena anak-anak libur sekolah beberapa hari sang majikan menikmati suasana santai berlibur diluar rumah. Mereka pamit liburan kepuncak di daerah pegunungan doliu, sekaligus rekrasi ditempat yang terkenal dengan nama jun hu san. Wah mega bekemas-kemas dikira mau diajak kepuncak, ternyata hanya ditinggal serumah dengan nenek selama 4 hari. Ya memang ada perasaan kecewa tapi disisi lain meskipun hanya 4 hari ditinggal sendirian dirumah dengan ama, mega merasa lega karena diberi kebebasan untuk mengurusi rumah dengan cara dipercayakan kunci rumah kepadanya. Alhamdulillah selain bisa menjalankan ibadah sekali-kali pengen cuci mata keluar ruangan, maklum saja hampir 5 bulan lamanya slalu terkurung didalam rumah dengan pekerjaan yang setumpuk. Mega menggap ini adalah kesempatan yang diberikan allah kepadanya untuk menghirup kebebasan walaupun hanya beberapa hari, thanks GOD  i love u so much. Setelah semua majikan dipastikan meninggalkan rumah, ini kali pertamanya mega mengangkat ama ke kursi roda “ nek aku tau pasti kamu lama dikurung didalam rumah kan?? Pasti jenuh, aku ajak jalan-jalan yuk ”. Dengan memandang ke arah mega, ama pun menganggukan kepalanya. Menandakan dia mengerti dan mau dengan ajakan mega.  “tolong bantu arahin aku ya nek buat nunjukin jalan, takutnya nanti kesasar, hehehee.” bisik mega ketelinganya. Ama yg sudah lumpuh tak mampu lagi berbicara, dia hanya menggunakan bahasa insyarat untuk mengatakan maksud dari keinginan dia. Wahhhh baru kali ini aku keluar ruangan dan berinteraksi dengan tetangga sekitar rumah. Tak lama jalan ke sebelah komplek ada seseorang yang menyapaku. Terjadilah percakapan yg sebenarnya dalam bahasa mandarin tapi saya tulis dengan versi bahasa indonesia.

“ hayy apa kabar.” sapa seorang wanita berpawakan seperti orang taiwan umumnya.
“ owch baik, maaf nama anda siapa ya??? ”. Sahut saya.
“ panggil saya lim ”.
“ iya salam kenal,.saya mega ”.
“ meeee gha ”. Tirunya dengan mulut yang tampak lucu.
“ iya mega “.
“ ahahhaha nampaknya susah sekali saya sebutkan. Kamu mau kemana?? ”. Jelasnya sambil ketawa.
“ saya mau jalan-jalan sebentar, pengen menghirup udara segar ”.
“ mau Bawa ama jalan-jalan ketaman ya??? ”.
“ memangnya disekitar sini ada taman?? ”. Sahut saya kaget.
“owch tentu ada, tapi taman kecil. Dari perempatan depan kamu belok kiri jalan lurus saja disitu banyak sekali orang indonesia yang bawa akong- ama seperti kamu ini ”. Dia memberitahu sambil mengarahkan        tangannya.
“ wah trimakasih sekali nyonya lim ”.
“ ach jangan panggil saya nyonya, saya masih muda. panggil saja siauce. Hehehe ”. Dengan gaya centilnya.
“ heheh iya siauce, mari saya mau ketaman dulu ”. Sahutku sambil senyum.
“ silahkan. Hati-hati dijalan ya ”. Jawabnya sambil melambaikan tangan.
Setelah berpamitan aku langsung bergegas menuju tempat yang ditunjukkan oleh salah seorang penduduk taiwan yang ramah dan baik hati. benar saja, sesuai arahan yang saya tau ternyata ada taman kecil yang disitu telihat tampak duduk beberapa orang indonesia sedang bersenda gurau, mengobrol ria sambil membawa jompo yang mereka jaga. Ada yang tampak asik ngobrol, juga ada yang terlihat focus memainkan smartphonenya. Tapi ditengah ketenangan itu, Mereka heran melihatku nampak asing bagi mereka, dan salah seorang dari mereka menyapaku.
“hay, kamu orang indo ya??”. Tegurnya.
“iya mbak, kalian indo juga kan??”. Tanyaku.
“ he’em kita indo. Oya kamu baru ya kok aku baru lihat kamu kesini??”.
“iya mbak sebenernya aku disini sudah 5bulan ”.
“lho kok kita baru lihat kamu??”. jawabnya kaget.
“iya ini pertama kalinya aku keluar rumah ajak ama jalan”.
“ lho kok bisa seperti itu”.
“sebenarnya begini mbak..........,,,
Karena mereka heran dengan jawaban ku, akhir nya aku jelasin tentang keadaaku selama ini yang aku alami. Dan tak disangka ada salah satu teman yang namanya meta meminjamiku handphone nya.
“ itu kamu bawa aja dulu ,buat kasih kabar keluargamu dirumah”.
“ trimakasih mbak,  sebenernya saya juga takut keluargaku cemas, selama aku berada ditaiwan belum pernah memberi kabar ke indonesia”.  lukasku sambil menahan airmata. Tak ku sangka ada juga teman sebaik meta.
“sudah jangan nangis, yang penting kamu kasih kabar ke keluargamu biar gak cemas lagi. Itu masih ada pulsanya kok, lumayanlah kalo buat telvon mah”. Katanya meta.
“ trimakasih banyak ya met ”.

             Ternyata ceritaku mampu membuat meta dan temen-temen yang ada ditaman simpati, trimakasih banyak ya kalian memang baik hatinya. Setelah aku pulang dari taman, waktunya membersihkan badannya ama, dengan sabar aku usapkan tangaku ke badannya yang sudah rentan, kumandikan dengan lembut sembari memberikan semangat kepadanya agar dia harus punya harapan untuk sembuh dan kuanjurkan untuk slalu berdo’a menurut keyakinannya. Setelah proses mandi selesai barulah aku pijat dengan perlahan bagian kaki dan tangan aku gerak-gerakkan layaknya orang berolah raga ringan. Jika semua sudah selesai barulah aku masak buat diriku sendiri, setelah tenagaku pulih barulah nenek aku suapin bubur. “ama kamu tau kan tadi ditaman itu tadi ada bunga-bungab yang cantik??? Mau gak kamu memetikan nya sendiri buat aku???  mega sayang banget dengan ama. Kalau ama sayang juga sengan mega. Ama harus cepet sembuh ya biar nanti bisa petikin bungan ditaman tadi” . Mendengar kata-kataku tadi ama hanya bisa menatapku sambil meneteskan air mata. Mungkin saja dia ingin sekali berbicara hingga berusaha menggerak-gerakkan mulutnya, tapi sayang tak mampu keluar suara. Namun matanya yang layu erus menatapku dan bersemangat mengerak-gerakan badannya, ajaib jari jemari yang slama ini mati kini bisa digerakkan ama sendiri. Ama benar-benar berusaha ingin menyampaikan sesuatu kepadaku. Aku jadi ikut bersemangat melihat kemajuan ama, aku terus memancingnya agar bisa menyampaikan secerca kata untukku. Semakin ama berusaha semakin dia mampu mengangkat sikutnya, hebat ini kemajuan yang luar biasa. Kali ini aku puas ama mampu menghidupkan tangannya nya kembali, walaupun hanya tangan kanan. Terlihat dari raut wajah ama yabg tampak bahagia, entah apa yg membuatnya segembira itu. Mungkin karena merasakan udara luar ruangan tadi. Wah melihat hal tersebuat pun aku ikut merasakan kebahagiyaan, slama aku merawat ama sudah kuanggal seperti nenek ku sendiri. Ama semangat ya,,!!,

                   Hari ini adalah hari kedua, masih hari kebebasan bagiku. Kusempatkan menelfon ke indonesia sesuai anjuran teman-teman ditaman. Ya allah trimakasih atas terkabulnya do’a ku ya allah, sungguh bahagia amat sangat yang engkau berikan bagiku kali ini. Slama berbulan-bulan aku haus akan kerinduan pada keluargaku. Dan memberikan para penolong, aku percaya mereka adalah uluran tangan dariMU. Sungguh bahagia bagaikan tanah kering keronta tersiram air, betapa segarnya walau hanya setetes air saja. Meskipun cuma mendengar suara keluargaku tapi luar biasa senang nya hatiku. Kini mereka pun tak menjemaskan keadaaku lagi, meskipun aku harus sedikit berbohong ke orang tuaku. Aku memberikan kabar baikku saja ditaiwan, meskipun sebenarnya aku tersiksa dan tertekan batin bekerja disini. Tak apalah, aku tak ingin membuat mereka semakin panik dengan nasibku. Cukup aku saja yg merasakan, karena ini adalah resiko dari pekerjaan. Seusai memberi kabar keluargaku, aku kembali mebersihkan seisi rumah dan merawat ama seperti biasa. Kini aku masak hanya untuk diriku sendiri tanpa harus ada yang mengomeli, pengen banget rasanya makan-makanan indonesia kayak semacem bakso atau pecel gutu tapi kok bahannya cuma ada beberapa sedangkan bumbunya tidak komplit. Ya sudahlah nanti sore kan jalan-jalan lagi ketaman belakang komplek, ya minta tolong  ke teman-teman nitip kalau saja ada yang keluar ketoko indonesia. Slama ini aku slalu terkurung didalam rumah bagai kucing dalam karung. Yang hanya bisa bergerak tanpa bisa keluar. Nah setelah aku punya teman barulah aku sadar arti sebuah pertemanan adalah sifatnya harus saling tolong menolong. Dulu sewaktu aku masih diindonesia dikarenakan kurang bisa bergaul ya jadilah cekatakan kata yang namanya CUEK. Tapi, kini aku sadar manusia adalah mahluk sosial. Tergantung kadar tinggi/rendahnya rasa sosial yang ada pada diri individu itu sendiri. Jika kadar sosialnya tinggi maka akan banyak dikelilingi oleh banyak teman dan bisa dibilang pandai bergaul. Lah kalo saya ini kadar sosialnya payah cukup sebut saja KUPER(KUrang PERgaulan). Dan kali ini aku gak bakal sia-siakan kepercayaan temam-teman yang sudah kasih kesempatan untuk mau berbaur kepadaku. Karana diluar negri teman baik adalah keluarga kita selama diperantaun, teman seperjuangan sahabat pahlawan devisa.

                  Sore ini aku dan ama semangat berangkat ke taman. Lihat saja saking semangatnya ama dia slalu menggerak-gerak kan tangan kanannya untuk melambai tanda memanggilku. Dan jarinya slalu saja menunjuk ke arah taman. Wahh ayo nek waktunya kita olahraga, semangaatttttttttt.
Sesampainya ditaman mata ama gak pernah lepas pandangan dari bunga-bunga disekeliling. Karena aku mau nitip makan ke teman akhirnya aku hanya duduk disebalah ama sambil membantu gerakkan badannya olahraga tapi sembari ngobrol dengan teman-teman tanpa meperhatikan raut wajah ama. Wah meta memang orang yang baik, aku mau nitip bumbunya malah dia nawarin buat beli jadinya aja tinggal makan. Itupun langsung berangkat naik sepeda amanya dititipkan sebentar kepadaku, katanya sich gak jauh dari sini ada warung indo lumayan deket. Benar saja perjalanan pulang-pergi hanya membutuhkan waktu 20menit, biar suasana bisa terasa akrab kami makan rame-rame. Indahnya kebersamaan walaupun kami dinegri orang, tapi sungguh ini adalah momen terindah bagiku. Kelihatannya sudah cukup aku aku bersenda gurau dengan teman-teman, waktunya aku dan ama pulang kerumah. Namun sewaktu aku bergegas jalan nampaknya ama menahan langkahku, dia terus memandangi salah satu bunga mawar yang sangat cantik. “ ama kenapa? Mau bunga itu?? Tak ambilkan ya buat ama. nanti kita bawa pulang ”. Tawarku. Tapi kepala ama hanya mengegeleng susah sambil mengarahkan tangan kanannya yg sudah mulai bergerak baik ke bunga tersebut. Tanpa kuperhatikan ternyata jari jemari kaki amapun ikut bergerak, justru meta yang kaget melihatnya.
“ mega lihat kaki ama mu”. Teriakan meta sambil menunjuk.

“ kenapa met??”. Tanyaku melongo.
“ katamu ama kamu lumpuh total hanya tangan kanannya yang baru bisa gerak?? Tapi ternyata kamu salah. Kakinya pun ikut bereaksi ”.
Jelasnya meta.

Aku pun meneliti kaki ama yang hanya kupaikan sendal slop dan terikat di kaki kursi roda. “subhanallah,,,Iya mulai bergerak lagi. Ini kemajuan yang menakjubkan ”. Teriakku sambil mengelus kaki ama. Karena sang nenek kaget melihatku menjerit seperti itu, dia melepaskan pandangannya dari bunga mawar dan memperhatikan tingkah polahku kegirangan. Nampaknya ama ingin mengambil bunga mawar dengan usahanya sendiri tanpa mau ku bantu. Tersadar dengan kemauan ama aku berisiatif mendekatkan ama ke arah bunga tersebut dan mendayungkan rantingnya ke arah ama biar tidak terkuka oleh duri mawar. Tangan kanan ama pun dengan berlahan memetik kuntum mawar cantik, seputusnya bunga itu dari ranting ama nampak girang dengan mengerak-gerak kan tubuhnya yang mulai membaik. Takut terjadi hal-hal yang tak kuinginkan, aku menenangkan ama terlebih dahulu sambil membisikkan “ selamat ama, mawar ini hadiah untukmu yang telah berusaha dengan kemampuanmu sendiri”. Disetiap perjalanan pulang ama tampak menciumi sekuntum mawar tadi, aku hanya bisa memperhatikannya ikut senang sambil mendorong kursi rodanya. Sesampainya dikamar ama tak mau menaruh sekutum bunga mawar yang dia dapat, dia terus memeluk dan mencium bau wangi harum alami dari bunga mawar. Oh terasa indah sekali aktifitasku hari ini, jika ama bahagia aku merasakan kepuasan batin tersendiri didalam sanubariku. Tak hentinya aku memberi do’a dan semangat untuk kesembuhan ama, aku perhatikan kemajuannya sangat luar biasa semenjak jalan-jalan ketaman. Seperti biasa disaat menyuapinya makan aku slalu mengaknya ngobrol sedikit walaupun dia belum mampu menjawabnya dengan kata-kata. “ bunga ini indah ya ama,, lebih indah lagi jika kita bersama orang yang kita cintai.” setelah aku mengucapkan kalimat itu ama mengalihkan pandanganya dari bunga ke arah mataku. Dan berlahan dia memberikan bunga ini kepadaku sambil ingin mengucapkan sesuatu, aku mengerti apa yang ingin diucapkan ama adalah kata-kataku dulu. Tapi aku menolaknya sambil berkata “ belum saatnya ama memberikan bunga ini untuku, peganglah dulu ama. Yang kumangsudkan waktu itu adalah ama memetik bunga untuk ku dengan cara berjalan an mengambilnya sendiri. Baru diberikan untukku. Ini usaha pertama ama yang sangat hebat, tapi coba lagi yang lebih hebat ya ama. semangaaaatttt ”. Aku tau dengan penolakanku itu ama kecewa, tapi dia mencoba tersenyum didepanku untuk membuktikan cintanya dia kepadaku. Aku berharap kelak ama mampu melawan takdirnya dari yang tadinya lumpuh mejadi orang normal kembali. Dengan kemajuan yang ama buktikan kepadaku filingku semakin yakin, dia akan terus berusaha an kubantu dengan do’a disetiap solat ku. Ya allah, aku tau engkau maha mendengar dalam setial do’a hambamu yang bertakwa. Kumohon sembuhkanlah ama ini ya allah. Jika dia memang menyayangi aku, aku yakin engkau lebih sayang kepadaku dan ama. Bantulah dia ya allah ya robbi, engkau maha penguasa atas segalanya mukjizat diluar batas kemampuan nalar fikirku. aku hanya mampu besujud, berdo’a dan mengadu kepada- MU. Karena kesembuhan nenek ini hanya engkau yang mampu memberinya pertolongan. Amin ya robbal alamin.


     Pagi ini ayam berkokoknya terlalu keras sekali, bisingnya hingga menyentuh gendang telingaku. Achhh nggak boleh malas untuk bangun dan melaksanakan kewajibah subuh, karena aku percaya banyak sekali rahasia didalam mengerjakan sholat subuh. “Hoammmmmmmm”. Badanku mulai bangun dan berjalan kearah kamar mandi. Ech lho-lhoh, setelah selesai wudhu aku masuk kamar, tapi kok ama matanya udah melek?? Nggak biasanya. Hahaha pasti gara-gara aungan ayam tadi ya ahahha hebat sampai ama juga ikutan terbangun. “ aku mau sembahyang dulu ya ama”. Jelasku ke ama. Aku mengerjakan solat di samping ranjang ama betul, jadi ama bisa melihatku lurus dari arah mata kakinya. Dalam kumengerjakan sholat subuh tanpa ku sadari ama penasaran dengan caraku beribadah, dia ingin melihat bagaimana aku mendo’a kan dia. Sehingga dengan bersemangatnya ama berusaha untuk mengatur posisi duduk dengan kemampuannya sendiri. Berkali-kali aku mendengar suara kepala jatoh dibantal tapi aku tak memperdulikannya karena imajinasiku hidup berhadapan dengan tuhanku (ALLAH). Mungkin kalau dihitung ratusan kali aku mendengarkan gebrukan kepala di bantal. Tapi betapa terkejutnya aku seusai solat memandang kearah ama dan dia sudah mampu duduk. “ allahuakbar. Amaaa kamu ternyata dari tadi berusaha untuk dudu ya??.” teriak ku sambil berlari, hinggap, dan memeluk tubuh ama yang sudah bisa duduk. Ini benar-benar hal yang mustahil tapi dapat kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Terharu, kagum, dan terkejut campur aduk jadi satu. Semakin bersemangatlah aku untuk bekerja karena melihat semangat yang dicontohkan ama kepadaku. Haripun semakin cepat berjalan, percepatan waktu yang aku rasakan karena berasa bahagia yang amat sangat selama beberapa hari ini. Tapi Kurasa hari ini adalah hari terakhir aku & ama jalan-jalan menyambangi taman, karena tanpa aku sadari ini adalah hari keempat liburan para majikanku segera berakhir, dan besok pulang kerumah pasti keadaanku kembali terkekang tak sebebas ini. Benar saja, saat setibanya majikanku didepan rumah. Mereka sudah teriak-teriak memanggil namaku, laupan niang menyuruhku membantunya untuk mengemasi barang dari alam mobil. Sedangkan laupan dan anak-anak nyelonong duluan masuk kedalam rumah. “ megaaaaaa. Kok ama bisa begini???”. Teriakan laupan dari dalam rumah. aku segera bergegas kearah jeritan suara laupan. Dan mereka tebengong melihat ama yang duduk diruang tamu sambil menonton TV, tampak terkejutlah para majikanku. Karena selama berpuluh-puluh tahun ama terbaring dikasur tapi kini mereka melihat orang tuanya duduk santai dikursi sambil menatap layar TV. Brakkkkk “aduhhhhh” jeritku kesakitan karena koper yang digenggam laupan niang terlepas dari lilitan jarinya. Dia benar-benar tidak habis pikir, mungkin saja malah tidak percaya. Bagaimana mungkin mertuanya bisa secepat itu mengalami kemajuan yang hanya ditinggal beberapa hari saja. Laupan, laupan niang dan anak-anaknya menangis sejadi-jadinya dengan memeluk tubuh ama yang tampak rentan namun bugar. Suasana yang tadinya seperti neraka berubah seketika menjadi haru bahagia menyelimuti ruang tamu utama karena terlalu sayangnya mereka dengan ama. Sesekali laupan menandang kearahku sambil mengucapkan trimakasih terus menerus tanpa henti. Yaelachhhh ujung-ujungnya mah aku yang capek membereskan banyak barang didalam mobil. Tapi gak papa dech karena semenjak kejadian itu laupan niang yang tadinya galak seperti lampir kebakaran jenggot berubah menjadi tak ada koplain malah justru bersikap baik kepadaku, sedangkan laupan yang tadinya bersikap bodo amat denganku dulu kini berubah menjadi ramah dan mengayomi diriku, dan i cye’ , er cye’, san mey yang tadinya acuh tak acuh slalu mengadu domba bikin masalah kini malah bersikap slalu menghiburku. Suasana rumah yang tadinya seperti neraka kini benar-benar 100% berubah total menjadi tempat ternyaman didunia menurutku. Marga tzu yang dulunya slalu ribut degan segudang masalah kini mendadak menjadi sebuah keluarga yang harmonis. Nyaman rasanya sekarang, kami mengerjakan pekerjaan rumah saling bahu membahu. Masak bersama-sama, jika hari sabtu minggu aku tidak perlu membersihkan lantai 3 sampai 5 lagi. Karena majikanku justru yang mengerjakan, aku kalau mau ikut bantu disuruh duduk saja sambil menjaga ama. Jika er cye’ dan san mey nggak ada banyaj tugas dari sekolahannya, mereka sekarang jutru menyempatkan diri untuk mengikutiku jalan-jalan ketaman belakang komplek. Ternyata semagat ama bukan hanya memberikan pelajaran berharga bagiku, tapi juga menularkan kebahagiyaan di keluarga tzu. Maha suci allah yang telah mendengar semua do’a-do’a ku.

                 Dihari senin para pegawai kantoran telah bersemangat untuk berangkat bekerja menyelesaikan tugas-tugas mereka kembali, setelah selesainya liburan musim panas kemaren. Tapi tak berlaku untuk laupan yang rupanya masih menyisakan libur satu hari ini untuk menunggu kedatangan ajensiku, katanya kemaren laupan meminta ajensi untuk datang kerumah. Benar saja, pagi ini ada mobik berwarna silver yang sangat rapi, bersih, dan tak terlihat sedikiit debupun yang menempel ditampilan mobilnya. Turunlah seorang wanita cantik berpawakan anggun nan ayu bernama acua siauce. Serta didampingi seorang wanita setengah bawa berkemampuan bahasa yang sangat lancar dalam berkomunikasi bernama sisca. Mereka orang-orang prefesional dari kantor ajensiku yang mengurus segala keperluan documenku. Aku mencoba seramah mungkin menyambut kedatangan mereka. Walupun teman-temanku slalu bilang kalo ajensi mereka ada yang gak bener lah, gak mau tau dengan merekalah, tidak mengurusi merekalah. Tapi mungkin ada beberapa yang seperti itu tapi tidak semuanya sifat seseorang harus disama ratakan. Atau mungkin meganya yang terlalu polos??? Ach tak apalah orang berkata apa, yang terpenting mereka datang menjengukku saja saya sudab bersyukur ini. Tanpa fikir panjang aku menuju dapur guna memberikan mereka suguhan biar betah lama-lamaan ngobrol disini.

“ cece silahkan diminum tehnya”. Tawarku kemere sambil menyuguhkan cemilan dan teh diatas meja.
“ iya makasih ya mbak”. Jawabnya sisca.
“sama-sama mbak sisca, saya senang sekali kalian menyempatkan waktu bisa datang kemari setelah sekian lama nggak menghawatirkan kabar dari saya”. Lukas saya sambil senyum.
“ iya maaf kami banyak urusan yang harus kami kerjakan jadi sibuk ”.
Jelasnya.
“ach masak sesibuk ajensi tidak menyempatkan mampir ketempat laupan??”. Jawabku. Dan tiba” terjadilah percakapan hangat diantara kami berempat. Pembahasan kali ini berbicara tentang kesembuhan ama yang secara cepat terjadi hanya dalam beberapa hari semenjak ditinggal liburan silam. Dan aku menjelaskan rahasia dibalik kesembuhan ama.
“ mega kamu hebat lho bisa merawat ama dengan baik”. Pujian yang dilontarkan ce sisca.
“ ach mbak sisca bisa aja mbak”. Jawabku malu.
“iya itu bagaimana ceritanya kok bisa seperti itu??.”
“ sebenarnya ada rahasianya mbak ”.
“ apa itu rahasianya??”. Tanyanya penasaran.
“ begini. Sebenarnya saya daturunkan ilmu terapi secara spiritual oleh ayah saya. Terapi alami ada beberapa macem, tapi yang khusus ama cukup aku bantu olahraga secukupnya dan memijat bagian-bagian otot yang rentan terserang truk ringan maupun berat. Nah kalau otot sudah tiak ada gerak reflek atau mati biasanya aliran darahnya gak mau bekerja dengan baik jadi sembuh tidaknya aku hanya bisa terus berdo’a dan berdo’a tanpa hentinya. Gak lupa juga aku harus memberi semangat agar sang ama itu sendiri mau diajak kerja sama untuk berusaha meraih kesembuhannya sendiri “.  keteranganku sambil dijelaskan kembali oleh penerjeman sisca kedalam versi mandarin dan disampaikan kehadapan laupan juga acua siauce.

“ owch jadi begitu. Bagimana cara kamu berdo’a selama ini?? Padahal kamu kan dulu slalu sibuk bersih-bersih rumah dan slalu dibentak istriku jika kedapatan istirahat??”. Tanya laupan kemega.
Tadinya aku sungkan untuk menyampaikan penderitaan yg ku alami dulu karena ada laupan didepanku. Tapi karena sudah dipancing omongan seperti itu akhirnya kubeberkan semuanya, walaupun selama ini aku tak diberi kebebasan dan sangat menderita. Aku harus pintar-pintar mengatur waktu untuk membagi waktu dalam dunia kerja dan dunia pribadiku. Sempat gak sempat jika solat adalah kewajiban bagi umat islam mana mungkin harus aku tinggalkan??? Toh kan ama juga bisa seperti ini karena kekuatan do’a yang slalu ku mintakan belas kasihan allah SWT. Dari penjelasan ini aku mencoba sedikit menyelipkan bujukanku untuk kebebasan dalam aku beribadah. Dan ternyata berhasil,, yeahhhh seneng nya bukan karena hanya aku diberi kebebesan untuk beribadah, tapi aku berhasil meyakinkan mereka bahwasannya tata cara berdo’a dalam ibadah adalah bagian dari kesempurnaan perjalanan hidup manusia. Sebab usaha akan percuma jika tak diiringi dengan do’a, begitupun sebaliknya do’a kita tak cepat terkabul apabila kita tak mau berusaha. Jadi jangan takut untuk mencoba berusaha karena hasil akhir adalah kita yang merasakannya, buah dari usaha kita sendiri. Seperti mega yang slalu tabah menjalani kehidupan meskipun bekerja dinegeri yang jauh dari tempat asal kelahiranya. Berkilo-kilo meter jarak tempuh tak tampak mata, tapi dia yakin meski sejauh itu jarak indonesia-taiwan pasti ada do’a dari keluarga yang mengiringi setiap harinya. Hingga kini dia telah memetik buah atas do’a dan kesabarannya.

Sinopsis :
pemeran utama adalah mega yang bekerja dinegara taiwan namun dimasa training nasipnya slalu tersiksa batin. Meskipun disurat kontrak terikat perjanjian job sebagai perawat jompo (ama), ternyata setelah sampai taiwan disuruh mengerjakan segala pekerjaan rumah. Meski mega slalu tersiksa tapi dia tekun beribadah dan bersabar dengan keadaan yang dialami. Hebatnya mega tetap rajin beribadah, dia slalu berdo’a dengan sabar dan ikhlas agar dia bisa mendatkan kehidupan yang layak untuk mendapatkan hak-haknya sebagai manusia biasa yang mempunyai perasaan dan ingin diperlakukan layaknya keluarga. Allah sangat sayang sekali kepada hambanya yang sangat tekun beribadah seperti mega. Sebagai rasa sayangNYA kemega, allah mengabulkan setiap do’anya dengan cara memberikan mukjizat kesembuhan ama dari kelumpuhan bertahun-tahun. Dan betapa terkejutnya para majikan melihat kesembuhan ama, dari bukti mukjizat yang diberikan allah inilah segalanya berubah menjadi indah. Kini kehidupan mega sangat bahagia bersama ama dan para majikanya. Hebatkan??? Itu karena kesabaran dalam setiap do’a yang dipanjatkan oleh mega.
Saya mengharapkan kepada para rekan-rekan sekalian, agar mampu memetik hikmah dari cerita diatas, dan meningkatkan keimanannya selama bekerja diperantauan. Ingat tujuan awal sebelum berangkat ditaiwan adalah untuk bekerja, jadi sesampainya diperantauan jangan sampai neko-neko. Tanamkan rasa keimanan dalam diri kalian, slalu berdo’a dan berusaha untuk menggapai cita-cita sesuai harapan kalian. Namun dalam menjalani kehidupan yang kalian alami jangan mudah mengeluh, karena setiap usaha itu tidak ada yang instan. Harus berusaha dan bersabar untuk mendapatkan hasil akhir. Seberapapun rizki yang kita dapat hari ini slalu syukuri saja, siapa tau hari esok diberikan buah termanis oleh allah SWT, Hehehehe. Hakekatnya manusia hanya bisa berharap tanpa mengetahui hasil yang telah kita lalui. Semoga saja dengan usaha yang kalian jalani ini, bisa mendapatkan kesuksesan seperti yang kalian harapkan. Aminnn ya robbal alamin.


--- sekian ---