BALADA SEORANG KABURAN

2014-04-26 / Taufik BJ / BALADA SEORANG KABURAN / Bahasa Indonesia / Tidak ada


“ BALADA SEORANG KABURAN ”
By: Taufik BJ

“Maukah kau menerimaku menjadi suami dan ayah bagi anakmu?
Dia menatapku tajam tanpa sepatah katapun yang keluar
Hanya air mata yang mengembung perlahan mulai membasahi pipinya
Aku mengangguk meyakinkan kesungguhanku
Zabillah memelukku erat
Akhirnya tangis bahagia kamipun pecah menembus keheningan suasana kamar yang sedari tadi sepi


Cuaca sangat panas sekali saat itu sesekali aku berlari kecil mencari tempat yang agak teduh untuk menghindari semakin menghitamnya kulitku,ya walaupun aku tau kulitku cokelat tapi minimal gak hitam-hitam amatlah kupercepat jalanku karena jarak kewarung Indonesia sudah dekat.Kulihat ada mbak-mbak Indonesia sambil membawa tas kain yang agak besar dijinjing sebelah kanan tanganya berisi baju dan tangan sebelah kiri memegang HP hitam berbandol trade mark Taiwan yakni GEDUNG 101.

“Hai Mbak mau kemana?
Sapaku dari belakang sambil lari-lari kecil,,

Dia tak menggubris sapaanku dan berlalu saja dengan wajah pucat pasi tanpa memperhatikan siapa disekelilinnya
Akupun berlalu menjauh meninggalkan dia jauh dibelakang tapi ada beberapa kejanggalan
sepintas kulihat perutnya membuncit dan agak aneh untuk seukuran dia yang kurus tinggi
pikiranku berkecamuk karena sekilas kulihat air matanya mengalir dan akhirnya kuputuskan untuk mengurungkan niatku kewarung Indonesia untuk makan
dan berputar arah nyamperin dia yang jauh dibelakangku
“Mbak mau kemana?
“Mbak?
Tetap dia tak menoleh dan memperhatikan ucapanku
Dengan agak mengeraskan suaraku !
“Mbak,,,,,mau kemana,sepertinya saya belum pernah lihat mbak sebelumnya?
Pertanyaan demi pertanyaan mengiringi langkahnya yang gontai,tapi hasilnya nihil dia tetap acuh tak membalas ataupun sekedar melihat kearahku
***
“Ah masa bodoh,gak kenal juga ngapain aku sok perhatian sama kamu
Nadaku meninggi karena merasa diacuhkan,akupun melangkahkan kakiku menjauhinya
Kulirik dia menepi dan duduk dipagar pembatas jalan yang terbuat dari beton berbentuk seperti bambu raksasa
Entah ada yang aneh dengan perasaanku,rasanya iba melihat mukanya yang memutih karena pucat
Perlahan aku mendekati dan duduk disampingnya
Lama kami duduk berdampingan tanpa suara sedikitpun yang keluar
Tiba-tiba dia memelukku erat dan menangis terseduh dipundakku yang mulai basah dengan air matanya
Kubiarkan dia menangis mengeluarkan kesedihan yang sangat terlihat jelas nampak diwajahnya
Setelah sedikit tenang,perlahan aku bertanya
“Mbak mau kemana?
Dengan nada yang agak berat,dia menjawab
“aku gak tau mas!
“Loh,kok gak tahu ?
Dengan nada keheranan ucapanku keluar begitu saja
Akupun kehabisan akal mau bertanya apa supaya aku bisa membantu apa yang bisa aku lakukan
“Mbak udah makan?
Dia hanya menggelengkan kepalanya...
Aku tarik tanganya seraya berkata
“Yok,,kita makan diwarung Indonesia didekat sini,saya juga lapar soalnya
Sambil menampilkan senyum termanis yang tidak pernah aku lakukan kepada orang lain yang gak aku kenal
Dengan enggan diapun mengikuti ajakanku
Disepanjang jalan kami hanya sesekali berpandangan,sama sekali tak ada sepatah katapun yang keluar walau hanya sekedar senyuman
Kutangkap berjuta kesedihan yang hinggap diwajah nan ayunya, aroma sayu hingga bisa menutupi aura dan memudarkan rona merah lesung di pipinya
***
“Kamu mau teh panas?
Halo,,,,serasa ngomong sama tembok tetap tak tidak dihiraukan
Haduh,capek ngadepin dia rasanya
Ditanya diam saja,senyum kek
tapi lagi-lagi aku tidak tega melihat riak mukanya yang datar dalam kesedihan
Kupesankan dia segelas teh panas
“Laopaniang,saya beli 2 gelas teh panas
Sembari menghampiriku si laopaniang bertanya
“dia pacar kamu?
“Bukan ,hanya teman saya
“Oh,,,,kirain pacar,tumben kamu siang hari gini baru sampai?
Aku hanya tersenyum seadanya karena kebingunganku mengahadapi teman baru yang saya tidak tau namanya itu
Dua gelas teh pun tiba di meja dan aku hanya bisa menatap muka dia yang memelas
Entah setan apa yang merasuk ketubuhnya atau kehausan
Teh panas langsung dia sruput sampai habis
Aku hanya bisa melongo memperhatikan tingkah lakunya yang agak aneh
“pelan-pelan Mbak kalau minum itukan masih panas
Akhirnya dia mau menoleh dan menjawab pertanyaanku
“iya,gak apa-apa terimakasih
“kirain gak bisa ngomong,dari tadi diajak bicara gak ada respon
Ejekku karena sedari tadi aku dicuekin
Tiba-tiba mukanya kembali datar
“eit,,,,kan aku hanya bercanda,jangan sedih lagi ya
“Mbak mau kemana kok bawa-bawa tas gede?
“aku gak gak tau mas,hidupku sudah hancur
Dengan nada memelas dia menangis menceritakan ketidaktahuan kemana dia akan pergi
“ya udah mbak mau gak menginap di kos saya,tapi disana ada beberapa teman satu kerja
Sebelum dia menjawab pertanyaanku
“Gak usah takut,saya hanya ingin membantu saja
Hanya anggukan kepala yang bicara menjawab tawaranku dan kamipun pergi dengan taxi dan menuju kos sederhana tempat kami melepas penat sehabis bekerja

*****
Dengan sedikit perasaan was-was takut ketahuan saya membawa orang luar kedalam kos
dengan perlahan kami menyusuri lorong menuju salah satu kamar yang kebetulan kosong ditinggal penghuninya pulang ke Indonesia karena masa kontraknya yang telah habis
“Mbak mandi dulu biar segar,saya mau kekamar sebentar mau mengambil handuk
Kali ini hanya tangan yang kudapati berbicara kutangkap dia ingin bilang bahwa tidak usah aku mengambil handuk untuknya,aku sudah bawa sendiri
“Ya sudah sana pergi mandi....
Karena sudah tahu aku tak akan mendapatkan respon aku berlalu kekamar yang bersebelahan dengan kamar itu
Kudengar air gemericik dari kamar sebelah tanda dia sudah mulai mandi
Hampir satu jam lamanya aku dengar air memancar yang berbunyi nyaring karena didalam kos hanya tinggal kami berdua yang lainya pada liburan karena memang pada hari itu hari minggu
Karena takut ada apa-apa perlahan langkahku mendekati kamar mandi
“Mbak,,,,,mandinya udahan,nanti saya kena tagihan air mahal
Hahahaha,,,,ternyata gurauanku berhasil membuat dia mematikan kran air”gumamku”
Selang beberapa waktu dia keluar dengan semua pakaian yang basah kuyup dan seperti pertama aku lihat di jalan tadi mukanya datar tak menunjukan ekspresi sama sekali
“ya udah mbak ganti baju dulu,aku buatin susu hangat ya,,,
“makasih..!
Itu kedua kalinya dia membuka mulutnya yang tipis dengan rona yang alami mengucapkan kata terimakasih tanpa imbuhan apapun lagi
aku memakluminya karena aku melihat kesedihan yang teramat dalam diwajahnya
****
Ku perhatikan dari luar jendela dia duduk termenung diatas tempat tidur yang sempit karena memang hanya cukup untuk tidur satu orang
Matanya yang sayu menatap kosong langit-langit yang agak usang karena jarang dibersihkan oleh penghuninya Maklum semua penghuni kos adalah cowo
Tok,,,tok,,,,,tok
Ku ketuk pintu kamar walau dalam keadaan terbuka maksud hati ingin menggugah lamunanya
Akan tetapi dia hanya sedikit respon dengan kedatanganku
Kusodorkan segelas susu cokelat hangat untuk menenangkanya
“ini mbak susu hangat
“Makasih Mas
Panggil saya Abi,aku mulai memperkenalkan diri dan membuka percakapan
“Makasih Mas Abi
Dia mengulangi perkataanya lagi
“Nama Mbak siapa?
Entah enggan menjawab atau apa aku menunggu sekian menit untuk menunggu jawabannya
“Kalau Mbak gak mau jawab gak apa
Cepat minum susunya biar agak tenang
Dengan nyaring dia menjawab
“Namaku Zabillah Mas Abi,aku dari Jawa Tengah
“oh dari jawa toh,sampean arepe nandi kok gowo tas gede ngono kui(Bahasa Jawa.Red)
Dia hanya meneteskan air mata,tanda tak sanggup bercerita sama siapapun
“Mbak cerita aja biar tenang,siapa tahu saya bisa bantu
Aku meyakinkan dia untuk menceritakan apapun yang dirasakan saat ini
Beberapa menit kemudian dia baru bercerita
“sebenarnya aku kabur dari majikan yang dulu mas, sekitar pertengahan tahun 2012
Aku membiarkan dia menceritakan kehidupanya tanpa bertanya sedikitpun
“awalnya aku takut sekali kalau-kalau ketangkap pihak kepolisian
hidupku dalam ketakutan setiap saat aku keluar walau hanya sekedar membeli minuman di toko terdekat
Maksud hati ingin keluar dari kandang macan eh malah masuk kandang buaya
Saya hanya bisa mengkernyitkan dahi menangkap setiap perkataan Zabillah,karena suaranya lirih hampir tak bisa kudengar walau kondisi kamar kos sangat-sangat sepi
“Aku dikenalkan dengan seseorang yang katanya bisa mencarikan aku pekerjaan
Umurnya sekitar 37 an tapi masih ganteng dan kupanggil Ta koko( Kakak besar) itulah awal dari musibah ini
Dibawalah aku kesebuah penampungan disana banyak sekali orang Indonesia yang antri untuk dicarikan pekerjaan
Sesekali air matanya mengembung dan menetes didasar pipinya
“aku dapat perlakuan yang tidak sama dengan orang Indonesia lainya yang ada disitu
Dan karena itulah aku mulai suka sama dia dan memberikan semuanya termasuk keperawananku
Dia menangis sesenggukan menceritakan episode demi episode perjalanan hidupnya
“Kalau kamu gak mau menceritakan tidak apa-apa
“Yang paling menyakitkan adalah ketika aku hamil dan dia menyuruhku menggugurkanya karena takut ada apa-apa
***


“Oh Tuhan ampunilah aku
Suaranya meninggi dalam ketakutan yang mampu membuat aku merinding bercampur ngeri karena kepahitan jalan yang ia lalui
“tak hanya itu !
Sehabis aku menggugurkan kandunganku dia mempekerjakan aku di sebuah tempat minum-minum diatas pegunungan
Aku dipaksa menemani tamu minum-minuman keras yang datang dan sesekali aku dipaksa melayani nafsu kakak besar
“Aku ketakutan tapi tak tahu harus berbuat apa,karena jauh dari keramaian
“Aku hanya bisa menerima nasib sampai beberapa bulan lamanya hidup didalam sarang buaya
Tak kusangka aku telat lagi beberapa minggu,mungkin aku hamil lagi
Ketakutanku bertambah jika diketahui kakak besar pasti disuruh menggugurkan lagi bayi yang ada dalam kandunganku
Aku tidak mau mengulang dosaku lagi
Segala cara aku pikirkan untuk bisa keluar dari rumah syetan itu
Untung ada salah satu tamu yang mau menolongku keluar dari sana,dengan baju dan uang seadanya aku tekatkan untuk kabur dan akan mengasuh anakku sendiri
Sebenarnya semalaman aku berada dijalan tadi,karena tidak tahu mau kemana aku hanya bisa berdiam diri
“aku mau pulang Ke Indonesia dan merawat anakku
“Tapi aku takut dengan kondisi orang tuaku,Bapak seorang guru ngaji di desaku apalagi ibuku mereka pasti akan marah besar
Ini adalah aib bagi keluargaku,dan mungkin aku tidak diterima lagi disana entah bagaimana nasib anakku kelak sudah tak punya ayah dan akan dikucilkan keluarga yang lain
Sekali lagi rintihanya memekik dikeheningan kamar dengan deraian air mata
“Cobaan ini terlalu berat untukku ya Allah”
Kami saling berdiam aku tak tahu mau ngomong apa
Terlintas dibenakku tadi malam aku bermimpi menggendong seorang bayi
“Apakah jalan ini yang kau maksud Ya Allah
Pikiranku berkecamuk,mengingat kembali alur mimpiku semalam,jika ini memang takdirku aku akan terima
ihklaskan aku menerimanya dan Jadikan aku imam dan ayah yang baik untuk calon anakku nanti



“Zabillah..!
“Maukah kau menerimaku menjadi suami dan ayah bagi anakmu?
Dia menatapku tajam tanpa sepatah katapun yang keluar
Hanya air mata yang mengembung perlahan mulai membasahi pipinya
Aku mengangguk meyakinkan kesungguhanku
Zabillah memelukku erat
Akhirnya tangis bahagia kamipun pecah menembus keheningan suasana kamar yang sedari tadi sepi

O o TAMAT o O