Jangan putus asa dalam belajar
Pada akhir tahun 2002 saya datang ke negara Taiwan yang semenjak dahulu dikenal dengan sebutan Formosa . Pertama datang sangat takut dan gelisah karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru , makanan, suhu udara , adat istiadat sini .
Banyak adat istiadat yang harus di pahami ,seperti hari raya yang terpenting imlek, Cap go meh (festival lampion) , Qing ming hari raya sembahyang kubur , Duan wu hari raya bakcang ,Cung Yuan Phu Tu hari festival hantu dan Cung ciu hari raya kue bulan , di setiap hari perayaan ada arti dan isi ceritanya ,semua ini harus belajar dari nol , bagaikan kertas putih yang bersih dan harus diisi oleh orang tua .
Pada waktu siang yang cerah dan indah datang seorang guru berkunjung kerumah ,bertanya apa saya mau sekolah malam hari di sekolah ? Saat itu saya baru melahirkan anak 8 bulan lebih ,hati bertanya sudah berusia 22 tahun masih sekolah SD ,itu sangat lucu sekali ,tetapi dari faktor lainnya saya bepikir sudah datang ke sini hendaknya untuk belajar mandarin dan cara hidup baru disini yang lebih baik, karena sikap orang tua menjadi contoh bagi anak dan hanya dengan belajar disekolah kita bisa memupuk pendidikan pengetahuan anak .
Waktu berlalu dengan cepat ,sekejap mata sudah masuk bulan Agustus , anak sudah mulai bisa jalan, saya mendaftarkan diri untuk masuk sekolah SD . Bulan September adalah bulan pembukaan sekolah , para Imigran baru membawa anak sambil belajar mandarin, begitu juga dengan saya .
Pertama belajar ejaan mandarin merasa sangat susah , karena mandarin mempunyai lima nada ,saya tidak bisa memisahkan antara nada kedua ,dan ketiga sehingga setiap kali bicara pasti bisa salah artinya ,setiap kali mengucapkan kosakata yang salah merasa malu , sehingga ingin berhenti sekolah aja karena tidak begitu bisa berkomunikasi dan membaca tulisan mandarin . Pada saat yang sama guru memberikan saya bimbingan , cara beradaptasi dengan lingkungan hidup baru disini dan semangat supaya saya tetap untuk belajar . Saya mendengar saran dari guru dan dalam hati berpikir ia, saya tidak boleh begitu saja menyerah dengan semua tantangan ini, harus optimis dalam segala hal .
Dalam kehidupan sehari hari saya melihat papan nama jalan ,televisi dan brosur ,disitu saya mulai mengenal tulisan mandarin , kelancaran hidup dan sekolah menberikan dukungan yang sangat besar untuk melanjutkan sekolah . Bersyukur, waktu itu saya tetap melanjutkan sekolah sampai sekarang sudah SMEA. Sekarang saya malahan tertarik dengan sekolah mandarin , “ dengar , tulis, baca dan bicara “mandarin tidak lagi susah bagi saya . Upaya kecil yang terus menerus pasti akhirnya memberikan hasil ,seperti pepatah mengatakan "sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit ",kesan semua ini memberikan kebahagian yang tak terlupakan .