TKW BERLAPIS BAJA

2015.4.30 / IKA ESTI PRATIWI / TKW BERLAPIS BAJA / Wala

Mataku terbelalak melihat alrm menunjukan jam 03.00 pagi. Ku paksa tubuhku untuk segera mandi dan mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat tahajud di asrama. Ya..ketika itu aku ada di asrama TKW khusus pemberangkatan TKI luar negeri. Tepatnya di kota Surabaya Jawa Timur.
Namaku Ika esti, umurku 26 tahun dan memiliki putra berumur 5 tahun. Tahun 2012 aku menginjakkan kaki di tanah Taiwan tepatnya di Sanchong New Taipei City. Alhamdulillah aku menjaga ama berumur 88 tahun yang masih sehat. Majikanku juga sangat baik dan sayang kepadaku. Ku jalani pekerjaanku dengan semangat walaupun terasa sangat capek dan berat. Bagaimana tidak! Setiap pagi aku bangun pukul 06.30 dan membersihkan semua ruangan dari lantai 1 sampai lantai 5. Belum lagi mencuci baju ama dan majikan. Itupun mencuci dengan tangan. Pekerjaan pagiku harus selesai sebelum pukul 11.30. Karena aku harus memasak untuk makan siang ama dan bersiap-siap pergi ke toko majikan. Selain mengurus rumah majikan dan menjaga ama, aku juga dipekerjakan disebuah toko kain milik majikan. Jika waktu sudah pukul 17.00 aku dan ama pulang kerumah. Aku juga harus memasak untuk sekeluarga yang terdiri dari 7 orang.
Menjalani bulan pertama dirumah majikan, sangat senang dan juga tidak ada masalah. Dalam hatiku aku ingin segera beradaptasi dengan suasana Taiwan. Setiap hari aku buka buku panduan TKI yang dapat dari PJTKI dulu. Hanya semata-mata untuk bisa dan memberikan yang terbaik untuk majikan. Majikanku memberi waktu 3 bulan untuk belajar bahasa ko'i dan da'i. Jika aku tidak bisa mereka akan melaporkan aku ke agensi. Bagiku permintaan itu tidak masalah, asal aku bisa menjalani pekerjaanku dengan baik.
Menginjak bulan ke tiga aku merasakan hal yang aneh dengan pekerjaanku. Bagaimana tidak aneh! Setiap hari aku harus mengurus rumah, menjaga ama dan bekerja di toko. Belum lagi pada malam hari, aku harus memijat ama sampai jam 24.00. Terkadang jam 02.00 pun aku harus bangun memijatnya. Dengan sabar aku lakonkan pekerjaanku. Tetapinhatiku berkata tidak bisa bertahan lama di tempat ini. Ternyata seluruh sudut ruangan rumah majikanku dipasang kamera. Sekalipun di kamarku dan kamar ama. Aku juga tidak diij7nkan membawa handphone, berbicara dengan sesama TKI apalagi mendapat hak libur. Itu sangat mustahil.
Gaji pertama saja aku belum pernah merasakan. Hingga pada suatu hari majikan laki-laki menyuruhku memijat badannya. Ya..aku patuh saja toh aku ini pembantu. Sekali dua kali bahkan hampir setiap hari aku disuruh memijat majikan laki-laki. Dan yang sangat mengecewakan, ternyata majikanku memanfaatkan kesempatan itu. Dia meraba-raba tubuhku saat aku memijatnya. Begitu sakitnya hati ini hampir setiap hari melakukan hal seperti itu. Ku putar otakku dengan cepat segera berfikir,agar aku bisa keluar dari masalah ini. Selama 9 bulan lamanya aku bertahan di tempat itu. Meski tidak pernah menerima gaji, aku bertahan hingga lunas hutangku di BCI (BANK CHINATRUSST INDONESIA). Dengan keberanianyang kuat aku laporkan segala perlakuan majikanku kepada agensi. Aku pasrah jika aku tidak diijinkan ganti majikan baru dan harus dipulangkan ke Indonesia. Ku buka buku panduan dari agensiku. Dari buku itu ku catat tentang peraturan kerja. Dalam buku tersebut juga tertulis TAIWAN, JULY 11,2007,HUA ZHONG 1 Y I  NO. 0960008731Q PENGUMUMAN (Perubahan). PENGARAHAN HUBUNGAN KERJA ANTARA TKA DAN MAJIKAN. Didalamnya membahas tentang bab-bab tentang peraturan kerja. "Majikan tidak boleh menahan KTP, kartu pengenal,paspor maupun dokumen lainnya dari pekerja. Majikan tidak boleh mempekerjakan TKA kemajikan lain, dan juga tentang pembayaran gaji".
Tetapi peraturan itu tidak berlaku untukku. Majikanku sangat menganggap pembantu bisa dipekerjakan sesuka hatinya.
Dengan pertimbangan agensi, aku diijinkan untuk pindah majikan. Meskipun harus belajar memahami peraturan kerja dan pasal-pasal  kerja terlebih dahulu. Puji syukur terus aku ucapkan ke hadirat Allah, karena aku bisa keluar dari rumah majikan pertama.
      Agensi membawaku kemajikan yang baru. Kali ini aku ditugaskan menjaga lelaki 32 tahun yang mengalami lumpuh total dan amnesia. Ternyata kali ini aku belum beruntung. Aku hanya bisa bisa bertahan selama 3 minggu dimajikan kedua ini. Pasienku sangat kaku dan berat. Aku tidak mampu mengangkat tubuhnya yang tinggi besar. Tak pernah aku bayangkan agensi akan memberikan pasien yang fisiknya bertolak belakang dengan kemampuannku. Diriku yang hanya memiliki tinggi 153 cm harus mengangkat pasien dengan 180 cm. Sangat perbedaan jauh dengan tinggi badanku. Hanya keputus asaan dan penyesalan yang aku rasakan saat itu. Siap tidak siap mau tidak mau aku harus mencari majikan baru lagi.
     Songsan, Taipei city  tepatnya di apartemen lantai 6 aku mendapatkan majikan yang ke tiga. Menjaga akong berumur 85 tahun yang mengidap penyakit kanker usus. Alhamdulillah dimajikan ketiga ini aku merasa nyaman dan betah. Gaji yang lancar, kamar yang nyaman dan hak libur yang mereka berikan membuatku menangis bahagia. Pekerjaanku juga tidak banyak dan tidak sesengsara dulu. Dimajikan ketiga ini aku bisa menemukan teman-teman baru  dan hidupku kembali bersemangat di formosa ini. Sebelumnya aku sempat berputus asa dan trauma dengan pekerjaan rumah tangga. Ternyata aku bisa melaluinya dengan baik.
Setiap kebahagiaan pasti akan mengalami yang namanya cobaan, begitu pula dengan perjalananku dimajikan ke tiga ini. Menjelang bulan ke lima aku mengirim baju dan barang-barangku yang tidak terpakai ke Indonesia. Majikanku tidak mempersoalkan aku mengirim banyak barang ke tangan keluargaku. Pagi itu tidak biasanya majikan bangun begitu awal. Sekitar jam 05.00 ku dengar langkah kakinya mondar mandir di depan kamarku. "Ama, kenapa sepagi ini kamu sudah bangun?". Aku panggil majikan dengan sebutan ama, karena dia lah yang mengurus semua kebutuhanku selama aku bekerja disini. "Ika apa kamu melihat kacamataku?". "Maaf ama aku tidak melihatnya, apa mungkin kamu lupa menyimpannya?". Jawabku kepada ama. "Beberapa hari ini aku susah tidur karena memikirkan kacamataku, kenapa semenjak kamu mengirim  barang ke Indonesia, kacamataku hilang, apa kamu telah mencurinya ika? aku yakin kamu pasti mencuri kacamataku karena kacamataku sangat mahal dan kamu masukan kedalam paketanmu". Bagai disambar petir dipagi hari rasanya mendengar perkataan ama. Seumur hidup baru kali ini aku dituduh mencuri oleh majikan. Tanpa terasa air mataku terjatuh membasahi pipiku. Dengan tegar ku terima tuduhan majikanku. "Ama, aku bersumpah aku tidak mencuri kacamatamu, aku benar-benar tidak tahu seperti apa kacamatamu itu, kamu boleh melaporakn aku ke polisi dan agensiku jika kamu tidak percaya dengan pengakuanku, aku akan menyuruh keluargaku mengirim kembali paketanku ke Taiwan". Akhirnya ama tidak mau melaporkan kejadian ini ke agensi ataupun polisi. Perasaanku sedih dan tidak tenang saat itu. Dalam sujudku ku meminta kepada sang Khalik agar menunjukan kebenaran dan keberadaan kacamata itu.
Pagi yang cerah tetapi tak secerah hatiku. Kusibukkan diriku dengan mencari kcamata majikanku. Dari atas ke bawah dari dalam ke luar aku amati dengan teliti. Dengan kemurahan Allah, Dia tu jukkan kacamata itu di bawah kolong meja. Ku bawa kacamata itu dihadapan majikannku. Penuh rasa malu dan sedih terpancar di wajah perempuan 65 tahun itu. Ama meminta maaf kepadaku karena tuduhannya waktu itu. Aku bersyukur kepada Allah, karena janji Allah itu benar. Allah akan membela orang-orang yang benar dan sabar. Sekilas aku teringat di dalam Alqur'an surat Al-baqarah ayat 115 yang artinya " Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berita gembira kepada orang-orang yang sabar". Hatiku terasa tenang setelah kacamata itu ditemukan. Bagiku setiap masalah akan terasa ringan jika kita terima dengan lapang dada dan ikhlas. Ku lalui hari-hariku dengan semangat dan sabar. Akong yang aku jaga ternyata tidak bisa bertahan lama dengan penyakit kankernya. Baru menginjak bulan ke sembilan aku harus kehilangan pekerjaanku lagi.
     24 Juni 2014, tepatnya di Taichung city tempatku bekerja dimajikan ke empat. Menjaga ama yang berumur 85 tahun dan akong berumur 88 tahun. Ru,ah yang sangat besar dan ada seekor anjing besar yang menyeramkan. Rumah majikanku yang ke empat ini su gguh luaf biasa besarnya jika dibandingkan dengan rumah majikanku sebelumnya. Halaman yang luas, ruangan dan kamar yang besar. Dilengkapi dengan lift yang terpasang di dalam rumah. Peraturan yang sangat banyak membuatku tertekan. Meskipun tugasku menjaga akong dan ama, tetapi aku lebih memprioritaskan untuk menjaga ama. Karena ama lebih memerlukan perawatan dan dia juga mengidap penyakit kanker. Awalnya aku sangat senang dan nyaman bekerja dimajikan ke empat ini. Kelihatannya mereka sangat baik dan tidak cerewet. Akan tetapi dugaanku ternyata salah, ama tidak menyukai kehadiranku bahkan dia tega menuduhku malas-malasan dan tidak bekerja. Pekerjaan apapun yang aku kerjaakan tidak ada yang benar dimata ama. Setiap malam aku hanya bisa menangis dan meratapi nasibku. Belum genap tiga bulan aku bekerja dimajikan ke empat, perubahan drastis menimpa wajahku. Dahulu tidak pernah mersakan jerawat yang hebat, sekarang berubah total. Wajahku dipenuhi dengan jerawat yang besar dan sangat mengerikan. Malu, sedih dan menyesal saat itu. Rasanya malu jika dilihat orang dalam keadaan seperti ini. Begitu heran dan aneh, selama di Taiwan tidak pernah mengalami hal seperti itu, tetapi semenjak pindah dimajikan ke empat perubahan aneh terjadi kepadaku. Setiap hari ku rawat wajahku dengan bahan-bahan alami,telur, madu bahkan lidah buaya tetapi hasilnya nihil. Hingga ku habiskan ribuan NT untuk membeli obat jerawat juga tidak mendatangkan hasil. Putus asa dan menyesal karena aku pindah dimajikan ini. Rasanya ingin aku putuskan kontrak tetapi belum memiliki tabungan dan jika pindah majikan aku malu dan lelah jika harus beradaptasi lagi. Aku hanya bisa sabar dan ikhlas menjalani cobaan itu. Meskipun ama tidak menyukai ku, aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untukknya. Ku rawat dia dengan kasih sayang dan sebaik mungkin. Lama kelamaan dia ada sedikit perubahan, menjadi lebih baik dan sedikit menyukaiku. Aku tidak akan menyerah dengan kontrak terakhirku, kuhabiskan waktu untuk membaca kata motivasi  ketika waktu istirahat. Ada satu kata motivasi yang membuatku bangkit dan semangat. Keep focus, keep going and stonger day by day. Kekuatan dari kebiasaan yang terlatih dan fokus pada tujuan, akan mampu mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Apa yang tidak bisa menjadi bisa dan di balik setiap batu penghalang pasti ada hikmah yang tersembunyi dan selalu ada pelajaran yang kita dapat mematangkan mental kita. Hadapi dengan betani setiap batu penghalang. Seperti pohon yang tersiram air ketika aku baca motivasi tersebut. Semangat dan positif thinking aku tanamkan di dalam jiwaku. Aku hadapi ama, akong dan majikan dengan kesabaran. Ketika mereka memfitnahku aku hanya bisa sabar dan berusaha bekerja dengan baik dan iklhlas.  Aku yakin Allah bersamaku. Semakin hari semakin lama ama dan majikanku sangat baik dan perhatian terhadapku. Sedikit ada ruang untuk bernafas ketika itu. Meskipun tekanan batin tetap berlanjut tetapi aku tetap tidak akan menyerah. Ku hadapi ama dengan sabar dan kasih sayang. Menjelang bulan ke tujuh aku bekerja, ama meninggal karena kanker yang dideritanya memasuki stadium ke empat. Meski dulu dia begitu jahat, hatiku terasa sedih dan merasa kehilangan ama.  Semenjak sepeninggalan ama, tekanan batinku berkurang dan aku ditugaskan untuk menjaga akong. Hal yang paling aku mengejutkan sekaligus bahagia ketika semua jerawatku hilang semenjak amaku meninggal. Rupanya jerawat yang alami karena tekanan batin dan kurang tidur. Sekarang aku sadar dengan rasa sabar, ikhlas dan syukur dapat membuat jiwa kita kuat dan tegar dalam menjalani masalah. Tidak pernah aku bayangkan jika aku harus mengalami pindah majikan sebanyak empat kali. Akhirnya aku bisa merasakan ketenangan dalam bekerja tanpa tekanan apapun. Dalam sujudku aku bersyukur kepada Allah atas pelajaran dari ke empat majikanku yang telah diberikan kepadaku.
     Semangat dan janganlah berputus asa dalam menggapai cita-cita sahabat. Sabar dan ikhlas lah dalam menjalani pekerjaan. Dan selalu ingat lah Tuhan mu dan agamamu. Aku sadar tulusanku ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan penulis yang berbakat. Aku hanya ingin berbagi pengalaman kepada sahabat-sahabatku dimanapun kalian berada tetaplah ingat Allah dan selalu sabar dalam menghadapi cobaan. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kemuliaan.