2015/5/16 / Chacha / Bahagianya Tuh Di Sini ”Di Dalam Hatiku” / Indonesia 印尼 / Tidak ada
Di sepertiga malamku,di sujud tahajudku,puji syukur padaMu Ya Allah,yang telah menghantarku sampai detik ini.Diantara derai air mata syukurku,terbayang kembali perjalanan kaki lemah ini.Ya...tak terasa sudah setengah dari umurku telah aku habiskan di perantauan.
Di usiaku yang masih 16th,Singapore adalah tujuan pertamaku.Tanpa restu bapak dan ibu,aku paksakan diri untuk merantau,aku yakin suatu hari nanti mereka pasti mengerti,kalau semua ini demi kebahagian keluarga.Biarlah aku hanya tamatan SMP,tapi yidak untuk krdua adikku.
Dunia rantau ternyata nggak semudah yang aku bayangkan,aku di tuntut dewasa sebrlum waktunya,aku memerangi emosiku,egoku dan keinginanku,tapi itu tidaklah mudah bagiku.Namun keinginan untuk merubah nasib keluarga membuat aku tetap bertahan dan bertahan,sabar dan slalu sabar.
Untung nasib baik berpihak padaku,di Singapore aku bekerja pada keluaga yang telah menganggapku seperti keluarga mereka sendiri.Mereka memberikan kebebasan dan gaji yang lebih padaku.
Tapi itulah manusia,yang senantiasa lupa diri di saat keberuntungan berpihak padanya.Itulah aku...segalanya telah membuatku lupa diri,lupa bersyukur,lupa berterimakasih.Prasangka buruk mulai mengerogoti jiwa angkuhku ini,entah mengapa tiba-tiba aku merasa hidup tiada gunanya,aku merasa hanya di jadikan mesin pencetak uang oleh keluargaku.Dan semua itu telah menyeretku ke jalan syetan,mengakhiri hidupku...ya...MATI...mungkin inilah satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan hidup ini.Ku tulis sepucuk surat buat keluaga di rumah:
”Buat bapak dan ibu,mungkin inilah jalan yang terbaik buatku,jika terjadi sesuatu denganku,jangan tanya siapa yang salah,karna ini adalah caraku untuk mengakhiri semuanya.Aku sayang dengan kalian semua,sebenarnya akupun nggak ingin jauh dari kalian.Tapi hidup ini terlalu kejam,yang trlah memisahkan kita semua,aku sayang kalian semua,maafkan aku memilih jalan ini.”
Ku lipat surat kecil itu,ku ambil obat,kutelan bersama cairan serangga.Ku baringkan tubuhku,ku taruh surat kecil di dadaku,ku nyalakan lagu kesayanganku.Malam ini adalah akhir dari segalanya.
*************
Chacha...Chacha...sayup-sayup ku dengar suara orang memanggilku,berlahan ku buka mataku,semua serba putih,di mana aku??…apa yang terjadi denganku??…
”Chacha,is ok,don’t worry,Mem is here”ucap bos perempuanku,sambil mengenggam tanganku.
Ternyata malam itu bosku mengetahui aksi gila bunuh diriku,dan segera melarikan aku ke rumah sakit.Dua minggu dalam perawatan,akhirnya aku di ijinkan pulang,Mem menjemputku dan tak kusangka aku di bawa pulang kerumahnya dan bukannya di kembalikan ke ejen.
”Mem,why you bring me here??” tanyaku tak mengerti.
”Chacha,we’re family,soo...you must stay here...” jawab bosku sambil mengandeng tanganku masuk kerumah.
”Chacha,today you take good rest...don’t think about anything,just take arest..” ucap bosku sambil menyodorkan foto keluaga yang telah aku sobek dan aku buang di tempat sampah.Tapi ternyata bosku mengambil dan menyatukan kembali sobekkan foto itu.Ku lihat wajah bapak dan ibu,kedua adik dan kakakku tercinta.Aku bersujud menangis sekeras-kerasnya,bosku memelukku sambil membelai kepalaku...
”Is ok...let’s forget everything,your family love you,they need you.So...you must be strong,you work here for you family,so..stand up,face everything,don’t give up Chacha...”ucap bosku menyemangatiku.
Ya Allah khilaf apa yang telah aku lakukan,seandainya aku mati,apa yang terjadi dengan keluargaku,bukankah selama ini tidak ada seorangpun yang memaksaku untuk bekerja,mengapa aku sampai bisa khilaf seperti ini.
Ku ambil wudhu,ku kenakan mekenaku,bersujud mohon maaf atas srmua khilafku dan bersyukur atas kesempatan hidup yang telah Allah berikan padaku.Aku berjanji akan menjadikan setiap sisa hidupku untuk keluargaku.
Ku ambil telf,kudengar suara merdu yang begitu aku rindukan.Ya...suara merdumu bunda..
”Hallo,kok sudah lama tidak telf,kamu sehat??…sudah makan apa belum??…”beribu pertanyaan memberondong dari bunda.
”Aku sehat bun,bagaimana dengan kabar keluarga di rumah??…bapak…bagaimana dengan kabar bapak??…”tanyaku,sambil menyimpan perih di hatiku.
”Semua sehat,kamu kapan pulang??…pulanglah,kita semua merindukanmu,kita kumpul seperti dulu,walau cuma makan nadi dan garam,tapi kalau kalian kumpul,bapak dan ibu sudah bahagia.” urai ibuku dengan isak tangisnya.
”Di sini kerjaku enak bun,semua baik padaku,tahun depan aku pulang bun...jangan khawatir bun...salam buat semua ya bun...”akhirnya kuakhiri perbincangan di telf.
Ya...mereka adalah orang-orang yang menaruh harapan tinggi padaku,aku harud berhasil,demi bapak dan bunda,ddmi semuanya,aku harus kuat,aku harus bisa.
***************
Tak terasa 3th berlalu,hari itu ku putuskan meninggalkan negri Singapore.Dengan sedikit modal,aku ingin bekerja di rumah,berkumpul dengan keluarga di rumah.
Tapi keinginan,tak seindah kenyataan,3th telah merubah semuanya.Ku lihat wajah bapak yang semakin menua,wajah ibu yang terlihat lelah,kakakku tlah menikah,adik perempuanku masih sekolah di SMU.Dan yang paling mengenaskan adalah adik kecil kesayanganku,satu-satunya adik laki laki harapan kedua orang tuaku,tumbuh menjadi besar,dengan sekujur tato di tubuhnya.Aku tak mengenalinya lagi,benarkah ini adik kecilku dulu??…apa sebenarnya yang terjadi??…
Ku paksa keluaga menceritakan semuanya padaku.Ternyata adikku telah menjadi korban salah tangkap pihak kepolisian,di saat dia duduk di kelas satu SMP,adikku di paksa mengakui pencurian di rumah tetangga yang mrmang tidak pernah dia lakukan,tapi untung pencuri sebenarnya cepat tertangkap.Tapi hati kecil itu telah terluka,sejak peristiwa itu dia tidak mau sekolah,seluruh badannya di tato,dan yang paling mengenaskan dia sudah kecanduan narkoba.Segala cara telah kami tempuh,biar adikku sembuh,tapi tidaklah mudah.Ya Allah...cobaan apa lagi ini...apa yang harus aku lakukan untuk bisa menyelamatkan masa depan satria kecilku ini.Bapak dan ibu semakin kurus memikirkan ulah adikku.Tuntutan ekonomi memaksa aku harus pergi lagi,kemiskinan keluarga kami telah membuat banyak mata memandang rendah kami,andai kami punya...peristiwa adikku mungkin tak akan pernah terjadi,karna kemiskinan kami,hukumpun semena-mena terhadap kami.
Taiwan adalah tujuanku berikutnya,dan Alhamdulilah,Allah senantiasa mempertemukan aku dengan orang-orang yang menyayangiku,kerjaku sebagai caregiver,majikan yang telah menganggapku seperti anaknya sendiri.Kukirim semua jerih payahku ke Indonesia.Dan Alhamdulilah,berkat gaji dari Taiwan,ekonomi keluarga mulai membaik,aku bisa memenuhi sdmua kebutuhan keluaga,membelikan apa yang mereka inginkan,bagiku kebahagiaan mereka adalah di atas segala-galanya.Tapi ujian belum berakhir,adik kecilku semakin merajalela dengan kenakalanya,setiap dering telf berbunyi,selalu dari kantor polisi yang meminta tebusan,karna adikku membikin onar di kafe-kafe.
Aku hanya bisa mengelus dada sabar...semua ujian pasti ada akhirnya.
Setiap 3th sekali aku cuti pulang,hingga tiba cuti th ke 6,hari itu adik perempuanku mau menikah,ketika dia meminta ijin untuk menikah duluan,aku dengan senyum mengatakan...
”Lakukan,Allah lebih dulu mempertemukan dirimu dengan jodohmu,jangan punya perasan bersalah padaku,karna semua takdir manusia sudah ada yang mengatur”
Di malam pernikahan adikku,semua mata tertuju padaku,maklum kami orang Jawa,istilah ”di langkahi/di dahului” adalah sesuatu yang nggak wajar,dianggap tidak laku,perawan tua.
Aku dengan senyum termanisku menyalami satu persatu tamu yang datang,aku bahagia bisa melihat adikku duduk bersanding ddngan laki-laki yang dia cintai.
Tapi malam itu,tiba-tiba pintu kamarku di ketuk adik laki-lakiku,dia duduk bersimpuh di kakiku,mohon maaf padaku..
”Mbak,maafkan aku,semua salahku,kalau tidak karna kenakalanku,harusnya malam ini kamu yang menikah duluan..”
Kugapai tanganya,ku peluk erat adik kesayanganku..
”Kamu tahu,betapa mbak merindukan saat seperti ini,kamu sekarang bokan bocah kecil lagi,kamu satu-satunya harapan bapak dan ibu,sudahi menyakiti diri kamu sendiri,sudahi mencoreng nama baik kamu sendiri,aku ikhlas asal kalian semua bahagia.Aku tidak akan melepaskan genggaman tanganku,aku akn tetap menggandeng tanganmu,menuntunmu sampai kamu benar-benar sadar,tulus dari lubuk hatimu yang paling suci.Seribu kali kamu membuat kesalahan,seribu kali juga pintu maafku akan selalu aku berikan padamu.Tapi mari...demi bapak dan ibu..tolong bantu mbak untuk mrmbahagiakan merrka di hati tuanya,dengan tidak menyusahkan mereka lagi,mereka sudah tua,sudah saatnya mereka istirahat dengan senyum kebahagiaan.”
Sejak saat itu,sedikit demi sedikit adikku mulai berubah,dia mulai menjauh dari barang-barang haram itu,jarang keluar rumah.Sungguh sebuah mukzizat terbesar dalam hidupku,bisa melihat dia seperti ini.
************
Tiba saatnya aku harus kembali ke Taiwan,dengan semangat baru dan harapan yang baru.Tapi ternyata Allah belum berhenti mengujiku.Bapak tercintaku harus di hadapkan dengan kanker prostat,satu-satunya jalan adalah operasi,tapi bapak adalah orang lugu,dari kecil belum pernah merasakan jarum suntik,bolek di bilang bapak takut banget dengan yang namanya suntik.Kakak dan adikku tidak berhasil membujuk bapak untuk operasi.Dengan segala bujuk rayu,akhirnya aku berhasil meyakinkan bapak,kalau semua akan baik-baik saja,tidak ada yang perlu di takutkan.Dan Alhamdulilah,operasi bapak berjalan lancar.Bapak berlahan mulai membaik,bapak sudah tidak mengunakan selang kencing lagi.
*************
Tapi Allah begitu menyayangiku,dengan tidak berhenti menguji kesabaranku,dan kali ini ujian terberat dalam hidupku adalah ketika aku di hadapkan dengan keadaan ibu.
Hari ini,aku cuti untuk yang ketiga kalinya,ada yang aneh,waktu aku tiba di bandara Juanda,tak kulihat wajah bunda di sana menjemputku.Maklum walau aku sudah tua,tetap saja minta di jemput bapak dan ibu setiap pulang ke Indonesia.Rasanya damai sekali ketika aku keluar dari bandara dan wajah pertama yang aku lihat adalah bapak dan ibu.
Tapi kali ini tidak ada wajah bunda di sana,menurut adikku bunda lagi nggak sehat,jadi nggak bisa ikut jemput.Setiba di rumah aku langsung menuju kamar bunda..
”Nduk,kamu sudah sampai…???” Sambil tanganya menggerayang mencariku.
Ya Allah....apa yang terjadi dengan bundaku..??? Kenapa beliau tidak melihat aku yang berdiri tegak di depannya ini..aku bersujud memeluknya...
”Bun,ini aku,aku pulang bun...” tumpah sudah air mataku.
”Bunda,kena GLAUKOMA,dan kedua mata bunda sudah tidak bisa melihat lagi.Dokter belum berani operasi karna bunda ada komplikasi jantung dan darah tinggi..”celetuk adikku,sambil memelukku,akhirnya kami berpelukkan sambil menangis.
”Nggak apa-apa bun,pasti ada obatnya...aku akan berusaha..bunda pasti sembuh..” kupeluk erat tubuh ibuku.
Ya Allah,apa yang harus aku lakukan,beri petunjuk padaku Ya Allah...agar aku bisa mencari kesembuhan buat bunda.
Dua minggu cuti aku habiskan untuk menemani bunda.Pada bunda aku tidak berhenti memberikan semangat...
”Bun,mungkin ada hikmah di balik semua ini,apapun itu,mari kita ikhlaskan,kita syukuri,karna hanya mukzizat Allah yang bisa menyembuhkan bunda.Mungkin Allah tidak ingin bunda melihat banyak hal yang justru menambah banyak dosa,apapun itu mati kita hadapi semua dengan kesabaran.Bunda nggak usah takut,aku akan jadi mata buat bunda,aku akan menjadi cahaya dalam gelapnya bunda,aku akan tetap mengenggam tangan bunda,kita semua menyayangi bunda..” ku dekap tubuh wanita,yang begitu aku sayangi.
Ku ambil seember air,ku rendam tangan dan kaki bunda.Ya Allah...tangan-tangan inilah yang telah membelaiku drngan kasih sayang,kedua kaki inilah yang tak pernah berhenti berdiri membesarkan kami,kupaksa diri untuk tidak menangis di hadapan bunda,aku harus kuat,agar bunda lebih tegar menghadapi semua ini.
Masa cutiku berakhir, aku harus kembali ke Taiwan,bunda begitu berat melepasku,tapi butuh banyak biaya buat perawatan bunda.Pada adik,kakak dan bapak ku titipkan bunda...
”Jaga bunda baik-baik,apa pun itu,asal drmi kesembuhan bunda,lakukanlah...jangan khawatir drngan biaya..berapapun itu,aku akan berusaha mencari uang.Yang sabar menghadapi bunda,jangan di bentak-bentak...karna kalian yang punya kesempatan untuk selalu bisa di sisi bunda..”
Dengan berat,akhirnya aku kembali ke Taiwan,aku harus kerja,demi bunda...ya...drmi bunda tercinta.
Setiap hari selalu kusempatkan untuk telf bunda,aku selingi dengan canda dan tawa,sering kali aku mendengar tawa bahagia bunda,setiap kali aku bercerita tentang sebuah lelucon.Kamu harus bahagia bun..apapun cobaan yang Allah berikan pada kita,hadapi semua dengan senyuman dengan keikhlasan.
Setiap malam jumat,tidak lupa ku alunkan surat Yasin di telinga bunda,walau bunda sudah tidak bisa mengikuti alunan ayat-ayat yang aku bacakan,tapi aku percaya hatinya mendengar dan turut melantunkan ayat-ayat yang aku nyanyikan.
Ya Allah...hanya mukzizat darimu yang bisa mengakhiri cobaan ini,aku yakin Engkau tak akan mencoba umatMu di luar batas kemampuan hambaMu.
Aku ikhlas menghadapi semua ini,karna aku yakin Engkau selalu bersamaku,dan puji syukur padaMu Ya Allah,yang senantiasa memberi aku kekuatan untuk menghadapi semuanya.
Diusiaku yang ke 36,aku masih menikmati kesendirianku,aku bahagia dengan kebahagiaan keluagaku.Banyak sekali pertanyaan..”kapan kamu menikah..???”
Aku yakin jodoh pasti bertemu,di waktu yang tepat dan di saat yang tepat,sdmua pasti indah pada akhirnya.Saat ini hidupku untuk keluargaku.Sungguh...bahagianya tuh di sini...di dalam hatiku,mana kala kita mampu membahagiakan orang-orang yang kita cintai...love is happy...