ENERGI PERTAMA DARI SANG ROTI POLO

2015/5/29 / 小蘋果 / ENERGI PERTAMA DARI SANG ROTI POLO / Indonesia 印尼 / tidak ada

Disaat itu hujan gerimis membasahi Bumi Formosa,dari teras luar Bandara Internasional Taoyen kuratapi langit yang hitam kelam tanpa bulan dan bintang,ratapan yang kosong dengan penuh kecemasan akan nasibku yang terlanjur aku putuskan untuk menjadi sang perantau terpancar dari raut mukaku,kala itu aku  sangat sekali ingin menjerit ungkapkan semua rasa takut dan bimbangku,namun sayang pita suaraku seakan-akan lepas dari tenggorokan.
 Aku adalah salah seorang di tengah-tengah orang-orang yang sedang berkumpul sambil menunggu absenan.Orang-orang yang datang dari berbagai pelosok Nusantara datang ke Negeri Taiwan dengan tujuan yang sama,sama-sama ingin mengadu nasib memperbaiki taraf ekonomi kehidupan.
“Ani Nuraeni dari PT Intracaraka….!”
Seorang pria berkulit putih dan bermata sipit itu memanggil namaku,dan akupun terbangun dari lamunanku berjalan memasuki pintu mobil yang sudah duduk bebarapa orang didalamnya,setelah muatan penuh Pria itupun masuk dan duduk disamping Supir yang hendak mengemudikan gagang setirnya.Arus mobil yang kutumpangi melaju diatas aspal yang licin menerobos gelapnya malam namun terlihat terang karna adanya sorotan sinar lampu jalanan.
""Ayo turun mungkin kita sudah sampai ""
sapa wanita paruh baya yang duduk disampingku lalu kamipun berjalan menuju rumah kosong di lantai tiga.ruangan kosong tanpa penghuni,namun malam itu di penuhi oleh rombongan kami yang hendak beristirahat setelah seharian penuh menghabiskan waktu dalam perjalanan.
   Ku lihat kanan kiriku hampir semua teman-teman telah tertidur lelap,namun aku masih saja terjaga karna tidak bisa memejamkan mata,rasa khawatir dan cemas terus menerus merasuki dadaku,ditambah suara perut yang tidak berhenti meronta karna menahan rasa lapar sedangkan aku sama sekali tidak mempunyai bekal makanan.
    ""Bangun-bangun ayo semuanya bangun,cuci muka,beresin barang-barangnya masing-masing lalu berbaris rapi menuju lantai satu""
Pria bermata sipit itu berteriak lagi  memberikan aba-aba kepada kami.      
  Ku lihat jam tanganku waktu masih menunjukan pukul 05:30 waktu yang sangat pagi sekali namun kami sudah berbaris rapi menunggu antrian untuk mendapatkan jatah sarapan,saat giliranku tiba aku mendapatkan sepotong roti berwarna kuning keemasan dan satu gelas minuman ringan.Sepotong roti yg terlihat menggugah selera memancarkan warna keemasan dan mengkilat ditambah tonjolan guratan garis segi empat yang begitu memukau,emm....kelihatannya enak sekali dalam pikirku.
  ""Perhatian semuanya jatah sarapannya jangan dulu disantap tunggu habis medikal baru boleh dimakan,lalu yang sudah mendapatkan jatah sarapan segera naik ke bis""
Ah......Padahal aku ingin sekali segera menyantap habis sepotog roti cantik yang ada ditanganku,namun apa boleh buat lagi-lagi harus menahan rasa laparku sampai waktu yang telah di tentukan.
   Selang beberapa lama tibalah kami di salah satu Rumah Sakit yang besar dan satu persatu dari kami memeriksakan badan kami sampai selesai.
   Pagi itu Mataharipun  bersinar begitu cerahnya, setelah melakukan pemerikasaan yang memakan waktu hampir 2 jam dan jam tangankupun menunjukan pukul 10 lebih,mungkin inilah saatnya bagiku untuk menyantap sarapanku.
  Oh.....sepotong roti yang belum pernah ku temui,Bagaimanakah rasanya?
Gigitan demi gigitan aku nikmati sarapan pertamaku di Taiwan dengan penuh pengkhayatan,rasa roti yang nikmat sekali,seakan-akan menghilangkan semua kegundahanku semalaman.
  Alhamdulilah walaupun semalam aku disambut dengan cuaca yg kurang mendukung,namun pagi ini aku di suguhui dengan sepotong roti yang rasanya nikmat sekali.aku yakin sepotong roti ini adalah sebuah isyarat akan perantauanku yang akan ku lalui dengan baik-baik saja,dan mendapatkan hasil yang baik bak pantulan warna emas mengkilat yang terpoles mewarnai sepotong roti itu.
   Tak terasa 10 tahun sudah berlalu kunikmati sarapan pagiku yang penuh dengan kenangan dan keyakinan ,Sarapan pertamaku Yang memberikan energi dan semangat juang,sehingga 10 tahun sudah ku injakan  kakiku di Negeri Taiwan dengan penuh suka duka,menghabiskan waktuku dengan mayoritas warga Cina yang selama ini aku merasa mendapatkan perlakuan baik layaknya seorang saudara.
  Bukan rizky semata saja yang bisa aku gali di sini namun ilmu dan pengalamankupun merubah aku menjadi seseorang yang berbeda dan lebih berguna.
   Terimakasih Taiwan atas semuanya,ke elokan Negerimu.keramahtamahan Wargamu telah menjadi bagian dari hidupku.