NASKAH DRAMA
Judul : PERBRDAAN
Oleh : AYU
Pinggiran kota Taipei terdapat sebuah pabrik kertas bernama Nan Yan Corp. pekerjanya sebagian besar orang Taiwan pingdi ren dan sandi ren. Shufen adalah orang pribumi Taiwan biasa disebut sandi ren, sedangkan Meylin merupakan pingdi ren. Antara orang pribumi, sandi ren dan pingdi ren sangat jelas perbedaanya terutama dari warna kulit karena sebagian besar orang pribumi berkulit agak gelap bahasa yang digunakan lebih banyak menggunakan bahasa daerah yaitu hokien dan hakka sedangkan pingdi ren warna kulitnya biasanya putih bersih dan bahasa sehari-harinya mandarin.
Setelah Majikan mendengar dan membaca berita bahwa mengambil pekerja dari luar negeri lebih murah dan orang-orangnya terkenal rajin maka timbul keinginan untuk mengantikan pekerja lamanya dengan para buruh migran. Ayu dan Awin adalah BMI (Buruh Migran Indonesia) sebagai pengganti pekerja Taiwan.
Siang hari di tengah bising suara mesin pabrik, majikan berjalan berkeliling kemudian memanggil salah satu pegawainya.
Majikan : Shufen … kamu kemari! (sambil melambaikan tangan)
Shufen : (Menoleh kanan-kiri lalu menujuk dirinya sendiri)
Majikan : Ya, kamu. (memperagakan orang yang sedang hamil, karena memang Shufen sedang
hamil 6 bulan).
Shufen : Ya, Tuan … ada apa memanggil saya?
Majikan : Ini gaji kamu 1 bulan!
Shufen : Lho, terima kasih … Tuan baik banget. Sekarang kan belum waktunya gajian? (wajah
gembira)
Majikan : Mulai besok kamu gak usah berangkat kerja lagi! Saya PHK (pemutusan hubungan
kerja) kamu.
Shufen : Memang salah saya apa Tuan? Saya sudah kerja 3 tahun di pabrik ini. Bagaimana
dengan nasib anak saya nanti, bila saya tak kerja? (dengan rasa sedih)
Majikan : Itu urusan kamu! (sambil berlalu)
Shufen : Tuan kejam sekali hukhukhuk (menangis)
Bel berbunyi pertanda waktu istirahat tiba. Para pekerja mulai keluar ke kantin tempat mereka makan siang. Di pojok terlihat Shufen sedang sesenggrukan dengan tangisnya, kemudian Meylin yang melihat hal itu segera menghampiri.
Meylin : Shufen, kenapa kamu menangis?
Shufen : Aku di PHK (sambil menangis)
Meylin : Hah, emang kamu salah apa?
Shufen : Tidak tahu, apa karena aku orang pribumi? Dari dulu sepertinya majikan tidak begitu
suka dengan kami sandi ren hukhuk…
Meylin : Memang majikan kita selalu membedakan, dapat dilihat dari caranya berbicara. Padahal
sudah jelas-jelas peraturan pemerintah menghapus perbedakan itu. Apa kamu sudah
menerima sisa gajimu?
Shufen : Sudah (nada lemas)
Meylin : Yang sabar ya …
Keheningan menemani makan siang mereka. Bel berbunyi kembali menandakan waktu istirahat telah habis. Shufen beranjak pulang, sedangkan Meylin berjalan ke pabrik memulai pekerjaanya kembali.
Setelah beberapa waktu memecat Shufen, Majikan menelpon agensi Hua Yi.
Majikan : Kring kring kring … (suara telpon)
Agensi : Hallo, ada yang perlu dibantu? Di sini Agensi Hua Yi.
Majikan : Hallo, ini dengan kantor Nan Yan Corp. Aku butuh pekerja yang gajinya lebih murah
dari pegawaiku Taiwan.
Agensi : Bisa, butuh pekerja dari negara mana?
Majikan : Pekerja Indonesia! Menurut yang aku dengar mereka sangat rajin.
Agensi : Benar Tuan, para buruh migrant memang rajin-rajin. Kebetulan sekarang ada 2 pekerja
Indonesia yang sedang menunggu majikan baru. Apa mau sekarang diantar ke pabrik?...
Majikan : Oh, bagus kalau gitu. Segera antar kemari!
Agensi : Okey, Saya segera berangkat ke sana. Bye
Majikan : Bye. (menutup telepon)
Kemudian melalui mikrofon, Majikan memangil Meylin datang ke kantor yang berada tidak begitu jauh dari pabrik, percakapanpun terjadi diantara mereka.
Meylin : Ada apa tuan memangil saya? (nada cemas)
Majikan : Gaji kamu 1 bulan ambilah! Ini sudah termasuk pesangon. Besok kamu tidak usah
datang lagi ke pabrik untuk bekerja.
Meylin : Saya tidak melakukan kesalahan Tuan, apakah ini imbalan atas kerja saya bertahun-
tahun di sini? (mengambil gaji)
Majikan : Kami sedang mengurangi pegawai, tahu sendiri pabrik kita agak sepi sekarang. Terima
kasih atas pengabdianmu selama ini.
Di tengah percakapan Majikan dan Meylin datanglah Agensi yang membawa 2 pekerja asal Indonesia Ayu dan Awin.
Agensi : Ting tong ting tong … (suara bel)
Majikan : Silahkan masuk!
Agensi : Selamat sore Tuan, Ini pekerja yang Tuan minta.
Agensi : Ayu, Awin kasih salam pada majikan!
Ayu & Awin : Selamat sore Tuan?
Majikan : Sore, terima kasih. (sambil memberikan sejumlah uang pada Agensi)
Agensi : Terima kasih kembali, bila Tuan masih butuh pekerja boleh telpon saya lagi!
Agensi : Kalian kerja yang baik di sini nurut apa kata majikan! (memandang pekerja)
Ayu & Awin : Baik (bersamaan)
Majikan : Okay, bye.
Agensi : Bye.
Melihat dan mendengar sendiri percakapan antara Majikan dan Agensi membuat Meylin merasa sangat kecewa.
Meylin : Oh, ini yang dinamakan pengurangan pekerja? (nada tinggi)
Majikan : Kamu kan sudah dapat gaji, sudah cepat pergi! (marah)
Meylin : Huh. (sambil berlalu)
Majikan : Kalian cepat ke pabrik! Akan ada orang yang mengajari kalian. (menatap Ayu & Awin)
Ayu & Awin : Baik Tuan …
Saat mereka berdua bekerja datanglah majikan memberi perintah.
Majikan : Ayu, bersihkan dulu pabrik ini. Sapu dan pel kemudian bereskan pekerjaanmu!
Kalau belum selesai tidak boleh istirahat!
Ayu : Baik Tuan …
Majikan : Awin, kamu kerja lamban sekali aku bayar kamu mahal. Cepat selesaikan pekerjaan
kamu lalu tata kertas di pojok pabrik itu! Kalau belum selesai, kamu tidak boleh makan
siang.
Awin : Baik Tuan …
Ayu dan Awin merasa pekerjaan mereka terlalu berat, waktu istirahat sangat minim. Tapi mereka berdua masih semangat karena sudah 1 bulan, menadakan waktunya menerima gaji.
Siang itu setiap pegawai menerima amplop gaji masing-masing. Ayu dan Awin pergi ke kantin untuk istirahat serta makan siang, tanpa diduga bertemu dengan Shufen dan Meylin yang kebetulan berada di sana.
Awin : Kenapa gaji kita Cuma 7000NT?
Ayu : Ya, gajiku juga 7000NT. Kita harus menayakan ini pada Majikan!
Meylin : Shufen tahu tidak , kita dipecat dari pabrik karena siapa? (menujuk Ayu dan Awin)
Shufen : Oh… jadi kalian para perebut ladang kerjaan kami? ( bergegas menarik tangan Awin)
Ayu : Tunggu, (menarik badan Awin) pyarr … ( uang 7000NT yang dipegang Ayu
berserakan di lantai) sreksrek … (memungut uang)
Shufen : Itu uang gaji kalian?
Awin : Benar, Majikan mengaji kami hanya 7000 NT padahal dalam daftar gaji 15000 NT.
Shufen : Gajiku 12000 NT, gajimu berapa Meylin?
Meylin : 14000NT, kenapa gaji kita gak sama?
Shufen : Gajimu lebih besar dari aku, Meylin. Majikan benar-benar sudah tidak adil.
Awin : Gaji kami jauh di bawah kalian, asal tau saja kami dipekerjakan seperti robot.
Ayu : Sudah, tak perlu ada perdebatan diantara kita lebih baik tanyakan langsung pada
majikan kenapa ada perbedaan padahal kita kerja dibidang yang sama.
Mendengar keributan tersebut semua orang di kantin yang sebagian sebagian besar pekerja pabrik merasa gaji yang mereka terima tidak sama, setuju dengan pendapat Ayu. Kemudian seluruhnya mendatangi kantor Majikan.
Majikan : Ada apa ini? (Bingung)
Ayu : Tuan, kenapa gaji kami beda? Kami sudah bekerja seperti mesin, mengapa tidak
sesuai dengan gaji di kontrak kerja?
Majikan : Itu sesuai dengan pekerjaan kalian.
Meylin : Apa? Saya sudah bekerja berpuluh-puluh tahun, apa ini yang dibilang sesuai?
Shufen : Tuan selalu membedakan ras diantara kami, apa itu adil?
Awin : Kami bisa melaporkan Tuan ke Depnaker (departemen tenaga kerja) atas masalah ini!
Ayu : Kami minta keadilan. Kami Pekerja! Bukan Budak!
Seluruh pekerja berteriak lantang “Kami Pekerja! Bukan Budak! Wo men gong ren! bu shi nu li!”. Majikan yang bingung dan ketakutan bersedia memberikan gaji sesuai kontrak kerja yang berlaku. Akhirnya seluruh pekerja dengan senyum bahagia menerima haknya dengan layak.
TAMAT
Taipei, 23 mei 2015