Pahlawan itu adalah “Kamu”

2014-04-26 / Yulis Silvia / Pahlawan itu adalah “Kamu” / Indonesia 印尼 / Tidak Ada

                        Pahlawan itu adalah “Kamu”

“Assalamualaykum Bapak, nanti jam 11 siang Vie mau brangkat kebandara, mungkin sekitar pukul 2 siang Vie sudah naik pesawat, minta doanya ya pak semoga Vie selamat sampai tujuan, bapak jaga kesehatan ya, baik-baik di rumah”.
Hujan yang turun sejak pagi tadi seakan mengiringi kepergianku, hujan yang turun seolah tau apa yang sedan aku rasakan saat ini, antara sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Di dalam mobil yang membawa 6 calon Tenaga Kerja Indonesia dengan tujuan Taiwan, aku yang sengaja duduk di dekat jendela merasa puas berbincang-bincang dengan tetesan air hujan yang jatuh di kaca mobil yang mengantarkan kami ke bandara. Sesekali aku menoleh ke arah sosok gadis yang duduk tepat di sampingku, Sari namanya, aku tau apa yang sedang dia rasakan, ya tentu saja sama seperti yang apa aku rasakan antara sedih, takut dan bahagia bercampur jadi satu.
2 novenber 2011, pertama kalinya aku menginjakkan kaki kecilku di Formosa, namaku Vie usiaku 21 tahun, semenjak lulus dari bangku SMA aku memutuskan untuk bekerja ke Taiwan, sebenernya aku ingin sekali bisa melanjutkan kuliah seperti teman-temanku tapi apa daya aku terlahir bukan dari keluarga yang berada, aku gak tega kalau harus meminta uang kepada orang tuaku hanya sekedar untuk biaya kuliahku, padahal kebutuhan yang lebih penting juga banyak yang harus di penuhi, untuk itu aku putuskan saja untuk bekerja, agar bisa membantu perekonomian keluarga, walaupun aku bukan terlahir dari keluarga yang berada tapi aku sangat beruntung karena masih memiliki orangtua yang sangat menyayangiku, ibu bapak i love you. Aku gak malu kerja jadi TKW, selama pekerjaan yang aku kerjakan itu halal, why not, gitu loh?, setelah beberapa bulan di Taiwan aku benar-benar bisa merasakan pahit dan manisnya bekerja di Taiwan. Seorang Vie yang manja kini tau bagaimana rasanya mencari uang, berat, penuh dengan perjuangan, dan ini semua gak mudah. Tapi Vie gak sendiri di Taiwan masih banyak teman-teman Vie di luar sana, mereka hebat, mereka adalah pahlawan untuk keluarga dan anak-anaknya.
Mereka hebat, karena mereka bisa dan mampu melewati masa-masa yang teramat sulit, hampa & rindu adalah makanan sehari-hari mereka. Mereka tetap berusaha menguatkan hati kecilnya & yakin kalau mereka pasti mampu melewati ini semua, walaupun tak ada seorang pun di sampingnya, mereka harus rela meninggalkan orang-orang yang di kasihinya, teman, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Mereka Kuat, suatu kekuatan luar biasa yang telah di berikan oleh Tuhan, agar mereka tetap semangat menjalani hari-harinya, karena mereka yakin pada akhirnya nanti usahanya ini akan berbuah manis, mereka berharap bisa mengembangkan senyum bahagia di bibir orang-orang yang di cintainya.
Mereka sabar, apapun yang di lakukan majikan kepada mereka, mereka senantiasa menerimanya dengan sabar, karena hatinya telah di kuatkan dan di tegarkan oleh Tuhan. Mereka akan selalu bersabar walaupun terkadang apa yang di lakukan sang majikan sering kali membuat hatinya kecewa, tentu kalian semua pernah melihat berita di tv tentang berita sodara-sodara kita yang di perlakukan kurang baik oleh sang majikan, pulang dengan keadaan cacat bahkan ada pula yang pulang sudah tak bernyawa. Hal itulah yang terkadang membuat kita merinding , tragis memang tapi kembali lagi ke pada takdir hanya Tuhan yang tau nasib kita kedepannya, kita hanya bisa berdoa dan berserah diri kepadaNya.
Mereka ikhlas, seberat apapun pekerjaan dan beban yang di limpahkan kepadanya , kala kita menerimanya dengan iklas, pasti semua itu akan terasa ringan dan menyenangkan.
Dengan keempat hal itulah kenapa samapai sekarang aku masih bisa bertahan di tempat kerjaku, walaupun memang sudah dua kali ini aku pindah majikan, di karenakan nenek yang dulu aku rawat meninggal dunia, dan sekarang aku sudah berada di rumah majikan yang baru, kali ini aku menjaga seorang kakek, yang berusia 86 tahun, aku sangat bersyukur karena majikanku begitu baik kepadaku, semua kebutuhanku di penuhi oleh mereka, yang sangat membuatku bahagia adalah aku bisa bekerja sambil kuliah, sekarang akupun terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka Taiwan jurusan manajemen, tidak mudah untuk membagi waktu antara bekerja dan belajar, tapi aku sangat menikmati itu karena di situlah seninya bekerja sambil belajar beda sekali dengan masa SMA dulu, dari uang jajan sampai uang sekolah masih di penuhi oleh orang tua, ada baiknya juga sih aku ikut kuliah itu fikiranku jadi tidak terlalu fokus rindu kepada kampung halaman, karena sudah di sibukan dengan tugas-tugas kuliah.
Perjuanganku untuk bisa melanjutkan kuliah di Taiwan pun tidak mudah, aku juga sempat bersiteru dengan pihak agensiku karena mereka berpendapat TKW di sini itu hanya untuk bekerja tidak untuk belajar apalagi sambil kuliah, sampai-sampai aku harus mendaftar kuliah tanpa sepengetahuan pihak majikan dan agensiku, karena aku sudah minta ijin berkali-kali untuk bekerja sambil belajar tapi apa hasilnya, mereka selalu saja memarahiku, dengan berjalannya waktu akhirnya meraka tau kalau ternyata aku sudah terdaftar menjadi salah satu mahasiswa di UT-Taiwan, karena pihak UT-Taiwan mengirim surat ijin kepada majikan untuk memberiku libur dan bisa mengikuti orientasi mahasiswa baru, tapi lagi-lagi majikan tak memberiku ijin dan malah memarahiku, tapi aku tak pantang menyerah beberapa minggu kemudian modul-modulnya pun datang , dan majikan ku pun hanya berkata "kamu boleh membacanya dan belajar di rumah saja tidak untuk pergi ke tempat perkuliahan”. Waaah, perasaanku galau seketika, apa yang harus aku lakukan, meneruskan kuliahku atau stop disini, diam dan terus berfikir, hati kecilku pun berbisik, “hi Vie, kalau kamu berhenti di sini, bererti kamu sudah gagal, lanjutkanlah niatmu, apakah kamu tau kenapa ikan salmon itu mahal harganya di bandingkan dengan ikan-ikan yang lainya, ya karena ikan salmon itu luar biasa, ketika ikan-ikan yang lainnya berenang mengikuti arus, ikan salmon berbeda, dia justru berenang melawan arus, walaupun nyawa taruhannya, kalau sekedar berenang mengikuti arus saja sih, ranting pohon yang patahpun bisa, apa kamu mau hidup seperti ranting pohon yang hanyut itu?” Ok fix, bukan Vie namanya kalau hanya sampai di sini, tapi ranting kering yang hanyut. Jadi apapun yang terjadi aku harus tetep meneruskan perjuanganku.
Walaupun begitu, aku harus tetap berterima kasih kepada majikanku, karena sudah di ijinkan untuk belajar di rumah, sebenarnya aku juga sempet berfikir seandainya aku tidak bisa mengikuti ujian tertulis bagaimana?. Tiba-tiba aku teringat akan kata bijak yang pernah aku baca, “jangan pernah mencemaskan akan masa depan , lakukan yang terbaik saat ini maka akan baik pula akhirnya”. Tuhan itu maha tau, jadi berusahalah agar Tuhan tak berpaling darimu, Tuhan tidak mungkin tega membiarkan hambanya yang kesusahan, biasanya pertolongan Tuhan selalu datang di detik-detik terakhir maka bersabarlah. Aku sangat percaya akan hal itu, karena aku sendiri sudah mengalaminya, ketika aku merasa jenuh dan hampir putus asa, tiba-tiba Tuhan mengirimkan pertolongannya, aku gak akan cerita disini soalnya bakalan panjang kalau harus aku tuliskan di sini, terlalu banyak pertologan demi pertolongan yang sudah diberikan Tuhan kepadaku, sebagai buktinya yaitu aku masih bisa melanjutkan kuliahku sampai saat ini, dan menurutku ini adalah pertolongan Tuhan yang sangat luar biasa.
Kalau aku di tanya “siapakah sosok pahlawan dimatamu?” dengan tegas aku jawab, pahlawan itu adalah “Kamu”. Kamu yang pergi jauh meninggalkan orang-orang tercinta di Indosesia. Kamu yang tak kenal lelah bekerja demi menghidupi keluarga di Indonesia. Kamu yang rela melakukan apa saja demi bisa meyekolahkan anak-anakmu di rumah. Kamu yang selalu aku lihat di taman-taman, di rumah sakit, di tepi jalan, di pabrik dan di setiap sudut kota Taiwan.