Perpisahan yang tak terelakan

2014-03-29 / 謝夢音 / Perpisahan yang tak terelakan / Bahasa Indonesia / 雲林縣外配中心

Perpisahan yang tak terelakan

Kampung halaman ku yang tercinta, jauh di seberang sana
Di sana aku dilahirkan ,dan di manja Bunda
Bila malam sunyi telah tiba dan hanya seorang diri saja
Sering muncul di dalam anganku,dan hanyalah khayalan belaka

Raut-raut wajah yang sangat ku rindukan
Raut-raut wajah yang penuh kedamian
Dengan kerut di wajah yang semakin tersebaran
Dan semakin penuhnya rambut-rambut uban
Sosok tubuh yang tak pernah dan tak mungkin ku lupakan
Beliau adalah ayah dan bunda yang sangat ku cintai
Akan ku ukir dan kusimpan bayangan berharga ini
Di dalam lubuk hati-ku untuk selama-lamanya
Waktu kecil kalau di tanya; di mana rumahku ,di mana keluargaku? Maka dengan pasti akan ku jawab nama sebuah kota kecil dari Indonesia (kota Singkawang). Disana ada ayah ,bunda,saudara ,teman dan semua kerabatku.
Kalau sekarang di tanya; di mana rumahku ,di mana keluargaku?Harus ku jawab tanpa ragu-ragu di Yun-Lin (Taiwan). Disini ada mertuaku ,suami ,dan anak-anakku.
Tidak pernah aku berpikir sebelumnya suatu hari nanti akan merantau di Taiwan.kalau keadaan mengizinkan ,aku juga tidak rela meninggalkan kampung halaman dan keluargaku tercinta.
Aku anak pertama dari empat bersaudara ,lahir dan dibesarkan di kota Singkawang.Sebuah kota yang unik, mayoritas penduduknya warga keturunan China yang telah hidup di Indonesia selama beberapa generasi . Pada umunnya berkerja sebagai petani, nelayan dan pedagang. Sayang, kebanyakan penduduk hidup dibawah garis kemiskinan yang sangat menprihatinkan.
Untuk segera lepas dari garis kemiskinan ,banyak gadis-gadis menikah dengan pria asing(luar negeri) tanpa cinta,dan tidak jelas latar belakangnya sebelum tiba di Negara Suami.Gadis -gadis Singkawang dan sekitarnya terkenal karena tekun,ulet rajin, juga terkenal dengan rasa hormat,bakti dan pengorbanan yang tinggi kepada orang tua .Itu terbukti dengan kerelaan mereka menikah dengan pria asing hanya untuk membantu Untuk segera lepas dari garis kemiskinan ,banyak gadis-gadis menikah dengan pria asing(luar negeri) tanpa cinta,dan tidak jelas latar belakangnya sebelum tiba di Negara Suami.Gadis -gadis Singkawang dan sekitarnya terkenal karena tekun,ulet rajin, juga terkenal dengan rasa hormat,bakti dan pengorbanan yang tinggi kepada orang tua .Itu terbukti dengan kerelaan mereka menikah dengan pria asing hanya untuk membantu perekonomian orang tuanya. Padahal, uang yang didapatkan dari hasil pernikahan itu tidak seberapa besarnya. Demikian juga yang terjadi atas diriku. Pada awalnya kehidupan keluarga kami sangatlah harmonis ,ayahku seorang pedagang ,ibuku seorang rumah tangga,mereka sangat mencintai kami(anak-anaknya)
dan sempat ku rasakan akulah anak yang paling bahagia di dunia ini.
Sayang sekali kondisi ini tidak berlangsung lama,masih ku ingat waktu itu aku duduk di kelas empat SD.Ada perubahan seratus delapan puluh derajat dalam kaluarga kami.
Banyak masalah ,kesedihan dan kesusahan yang menyengat mulai terjadi di saat ini.
Ayahku punya keluarga baru di luar sana ,ayah jadi sering marah-marah dan jarang pulang ke rumah .
Ekonomi kami menjadi sangatlah lemah dan kehidupan semakin sulit,tapi kehidupan harus terus berlangsug ,maka ibu mulai belajar menanam padi,dan kami sangatlah hemat dalam setiap pengeluaran.
Ayah dan ibu sering bertengkar dan adanya kekerasan rumah tangga.Apalah daya kami sebagai anak-anaknya ,kami masih kecil .Hampir setiap malam ku luapkan kepedihan hati ini lewat tumpahan air mata, diam-diam aku menanggis karena sakit yang teramat sangat di hati ini ,siapakah yang tahu?!makanya hampir setiap pagi kedua mata ini pastilah bengkak-bengkak. Keadaan ini menbuat-ku jadi sangat minder ,penakut ,tidak suka bicara dan mulai mengucilkan diri dari pergaulan .
Hari berganti hari, tahun berganti tahun, kondisi keluargaku semakin parah saja,baik dari segi ekonomi maupun hubungan antar anggota keluarga.Setelah tamat SMA ku cari pekerjaan di sekitar rumah kami,gajinya sangat terbatas untuk menghidupi kami sekelauarga.Aku sering berpikir bagaimana dan kapan ayah,ibu,dan adik-adikku dapat hidup dengan selayaknya.Akhirnya kuputuskan merantau ke Taiwan untuk mengubah kondisi keluarga. Tentu saja orang tua sangatlah tidak setuju dengan rencanaku,tapi niat sudah bulat ,waktu itu umur masih muda ,ku pikir itulah satu-satunya jalan yang terbaik (demi keluarga tercinta, aku
pasrah,rela,walaupun tidak suka).
Sebenarnya aku sudah lelah dengan keluargaku yang berantakan,sepertinya tidak ada lagi kekuatan untuk menghadapi realita hidup ini. Dimana harus ku cari idaman masa kecil itu? Sebuah keluarga harmonis yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang . kita tak pernah bisa memilih dengan orang tua yang mana kita akan lahir dan tinggal. Namun hal tersebut tidak menyebabkan kita jadi terpecah dalam keluarga sendiri.Semua orang merasa heran dan bertanya ketika tahu suami yang ku pilih adalah seorang tuna wicara (bisu-tuli), saya juga tidak tahu mengapa .Waktu itu saya berpikir , dia tidak dapat bertengkar denganku, maka keluargaku nantinya pasti akan tenang tidak akan ada suara-suara yang menyakitkan ,disamping itu merasa kasihan kalau aku menolaknya ,tidak sanggup aku menyakitinya . Saya sadar ini jalan hidup pilihan-ku,maka harus bertanggung jawab atas segalanya. Sejak saat itu mulailah perjalanan baru dalam hidup ini, berat sangat ,tapi apa boleh buat ,semuanya terjadi begitu saja. Tanpa bekal ,aku merantau sebatang kara di Negara orang (Taiwan), negara yang dulunya hanya ku kenal sepintas dari buku pelajaran sekolah,semuanya serba asing ,serba lain.Saya sadar tidak boleh menyesal memilih seorang suami yang kurang lengkap. Dia tidak dapat di ajak untuk bertukar pikiran ,tidak untuk berbagi duka dan tidak dapat mengerti akan isi hati ini .Beban hidupku lebih berat di bandingkan dengan orang lain,makanya saya harus berusaha lebih teguh di bandingkan dengan orang lain.Dari pengalaman tahu bahwa hidup ini banyak cobaan,dan ujian , ini barulah permulaan. Teruslah berjalan dalam keadaan apapun ,bersama kesabaran untuk ketentraman.Tetaplah berpandang positif demi kebahagiaan masa depan .Aku berusaha sekeras dan secepat mungkin untuk beradaptasi dengan lingkungan baru .Semua sakit ,duka,luka,dan pedih di hati siapakah yang tahu?!Saya berusaha dengan sekuat tenaga untuk menutupi dan menbenamkan semua perasaan itu di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Pernahkah merasa sendirian dan kesepian?! Itulah yang kurasakan saat saat awal berada di Taiwan .sekelilingku sangat ramai tapi hati ini begitu sunyi dan
sepi,sepertinya raga dan jiwaku terpisah,ragaku ada di Taiwan tapi hati tertinggal di pojok rumahku di Indonesia. Semuanya ku mulai dari titik nol (bahasa,kebiasan hidup,adat istiadat dan budaya),termasuk bagaimana cara berkomunikasi dengan suamiku sendiri .Tuhan, aku tidak mengeluh atas semua ini dan tak akan bersedih atas apa yang terjadi ,kuatkan hati hambaMu ini ,itulah doa dalam hati.Selama ini ku berusaha untuk tersenyum walau tak kuat dan terasa berat, untuk menghibur semua orang yang berada di dekatku.
Untuk meringankan beban ekonomi keluarga, aku ingin mencari pekerjaan tapi di tolak tegas oleh mertua. Sering ada perselisihan dan masalah yang muncul di antara kami, apa boleh buat, mereka tidak mengerti isi hatiku.Untuk menbuktikan ketulusan hati ini ,tanpa pengalaman diputuskan buka warung di rumah sendiri ,jualan nasi ala Taiwan (memangnya suka masak).Mulailah hari-hari ku dengan pekerjaan dan kesibukan yang tak ada habis-habisnya, syukur ada bantuan mertua .pekerjaan dan kesibukan rumah tangga sehari-hari menbuatku seperti lilin yang menyala dipangkal dan ujungnya. Meskipun demikian satu hal yang paling penting, untuk memupuk jiwa ini aku berusaha belajar di sela-sela waktu,karena aku tidak ingin seperti katak dalam tempurung.kalau bisa juga ikut kegiatan sosial untuk menambah pengalaman dan manfaat hidup. Aku sadar kali ini tidak ada lagi alasan untuk melarikan diri dari realita hidup.Perjuangan hidup ini sangatlah berat dan melelahkan ,tapi percaya Tuhan besertaku, ayunkan langkah kaki yang berat ini,biarpun lambat tapi pasti. Ku telepon pulang ke rumah,betapa gembira hati ini ketika ku dengar suara yang kurindukan ,suara mama ,beliau mengatakan di rumah semuanya baik-baik saja .Ku kabarkan akan pulang beserta anak-anakku liburan musim panas tahun ini.
Beliau sangat senang dan menanti-nanti pertemuaan pertama ini.Sinar matahari terasa semakin menyenggat pertanda musim panas semakin dekat.Bagai petir mengelegar di siang bolong waktu ku terima telepon dari adik-ku, masih ku ingat hari itu 13Juni2007
``Kak,besok pulang ke rumah ,ya?``pinta adikku.
``Ah,belum dong! Saya pulangnya bulan depan,saat liburan !``jawabku.
``Tak boleh di tunda lagi, besok harus pulang ! Ibu--- tidak mampu lagi ,beliau menanti kehadiranmu`` suara gemetaran adikku.
Tidak percaya aku dengan pendengaranku,bagimana mungkin ini terjadi?! Lemas tak berdaya tubuh ini dan air mata membasahi wajahku. Keesokan paginya aku pulang sendirian.Langit malam di penuhi kegelapan,demikian juga hatiku sangat
kelam,gelap,dan sakit.Tidak mampu ku hadapi kenyataan yang datang terlampau mendadak ini,Ibu kembali ke hadirat yang Maha Kuasa,meninggalkan kami untuk selama-lamanya.Beribu penyesalan bergemulung dalam sanubariku,Ibu maafkanlah anak-mu yang tidak sempat menbalas budi-mu.
Adik menberikan sepucuk surat tulisan ibu , di tujukan untuk-ku dan anak-anakku. Pelan –pelan ku baca kata-kata yang tersusun rapi itu ;``Ini adalah surat pertama dan juga terakhir untukmu.Kamu adalah anak pertama yang mama banggakan seumur hidupku.kamu tahu sifat ibu yang pasif terhadapmu ,tapi di balik semua itu ibu sayang dan mencintai kamu semuanya,tetaplah berusaha dan bekerja keras untuk menbina keluargamu . ibu percaya kamu mampu! cucu -cucu yang tersayang,meskipun kita tidak pernah bertemu ,tapi hati kita sangatlah dekat , dari senyum manis di foto-mu ,nenek yakin kalian adalah anak yang baik.dengarlah nasihat orang tua dan guru, rajin-rajinlah belajar ,dan jadilah anak yang berbakti di hari nanti.``Itulah pesan terakhir ibuku.Tuhan-ku berikanlah kekuatan padaku untuk menghadapi kenyataan yang tak dapat di tolak ini,hanyalah dapat ku doakan semoga ibu bahagia di alam sana. Dua minggu di Indonesia ,aku bergegas pulang ke Taiwan, karena anak-anakmemerlukan-ku. Hari-hari mulai lagi berjalan dengan normal,penuh dengan kesibukan yang tak dapat di tolak.Kepergiaan ibu menjadi pukulan batin yang teramat dalam bagiku, aku mencoba untuk teguh tapi sulit,sulit sekali, strees aku jadinya, tapi dengan pasti dan yakin akan ku kabulkan harapan ibu.Aku mulai mengerti kita bisa saja menunda beberapa hal dalam hidup ini ,namun tak bisa menunda waktu yang terus berjalan meninggalkan yang harus tertinggal.Bila akhirnya tak ada lagi mendapat kesempatan , jangan menyesal, karena itu berawal dari diri sendiri, dan bila masih ada kesempatan itulah anugerah yang harus disyukuri.
Setahun telah berlalu ,suatu hari anak pertama kami menberikan sebuah amplop untukku. Isinya selembar kartu warna hijau muda ,ada lukisan seekor kucing kecil yang merangkul seikat bunga sambil tersenyum manis ,dan ada lukisan dua buah hati yang satukan dengan sebatang anak panah. di tengah kartu ada kalimat yang isinya;
Henry says (nama anak); mamaku sayang ,hari ini aku telah tamat SD,aku sudah besar, mama tidak perlu khwatir ,aku dapat menbedakan baik dan buruk,walaupun dulu mama sering memarahiku, namun aku tahu itu demi kebaikanku.aku akan berusaha jadi anak yang baik,percayalah! I love you,mom!
Mataku berkaca-kaca karena gembira,anakku benar-benar tahu akan apa yang ku berikan untuknya. Pengorbananku selama ini tidaklah sia-sia. ku gunakan belasan tahun lamanya untuk menbuktikan isi hatiku .Demi keluarga yang ku cintai walau bagaimana sulit dan berapa banyak tantangan yang di hadapi ,aku tidak pernah akan menyerah.
Tak dapat di ingkari budaya Taiwan sekarang ini juga mulai `bhineka tunggal ika` dan sangat senang usaha pemerintah juga semakin mantap. Seperti adanya火炬計畫, disini ada kesempatan untuk menberikan pengetahuan yang benar untuk anak-anak keturunan penduduk baru. Saya sangat senang ketika Pusat pelayanan pasangan hidup warga asing daerah Yun-Lin memintaku ikut rencana ini, Lewat火炬計畫 ini anak-anak mulai mengenal Negara ibu dan belajar bahasa ibu. Di sekolah ,kujelaskan Indonesia secara singkat dari berbagai segi,yang sebelumnya mereka tidaklah tahu. Pendidikan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri anak-anak dan meningkatkan hubungan keluarga yang lebih harmonis (mau mengakui ,menghormati , menerima, dan saling melengkapi ) .Sangat di harapkan anak-anak dapat mengerti betapa mulia kasih ibu untuknya, yang walaupun sepi, duka, lelah, dan takut tapi tidak menyerah demi kebahagiaan anak-anaknya. Perjalanan hidup ini sangatlah panjang, tetapkanlah langkah kaki ini ,masih panjang jalan-jalan hari esok yang harus di tempuh.Setiap usaha pasti akan jatuh dan naik ,jangan takut ,jika jatuh bangkit dan bangkit lagi .ada orang yang
meremehkan,biarkanlah karena semuanya akan berlalu,seperti mentari yang terbit setiap pagi setelah berlalunya kegelapan malam.
Ketika satu pintu kebahagian di tutup,pasti ada pintu lain yang di bukakan,janganlah berpaku begitu lama pada pintu yang tertutup ,sehingga tidak melihat pintu lain yang di bukakan untuk kita. Biar di manapun kita berada kebahagiaan itu seperti menanam sebuah pohon, Jika kita sabar pohon itu bisa menjadi pohon yang sangat besar dan kuat,demikiaan juga sebaliknya.Tidak mau menyerah walaupun lelah!!