Tak Akan Kuhentikan Langkahku

2014-04-27 / Arini / Tak Akan Kuhentikan Langkahku / Indonesia 印尼 / Tidak ada

Tak Akan Kuhentikan Langkahku


Hidup adalah ujian, hidup adalah perjuangan dan hidup adalah pengorbanan. Dari sebuah ujian dan cobaan kita harus berjuang untuk selalu ikhlas dan sabar dalam menghadapinya. Dari sebuah perjuangan pasti diperlukan sebuah pengorbanan dan juga doa untuk mencapai sebuah tujuan. Demikian halnya dengan perjalanan hidupku, inilah sekelumit kisah sampai aku berada di negeri Formosa.

Setelah melewati delima yang panjang cita-citaku untuk menjadi seorang TKI terwujud, kisah mengerikan seperti pembunuhan, kekerasan majikan, pelecehan seksual dan lain sebagainya yang dialami sebagian para TKI seperti yang di beritakan di televisi dan media-media lainnya tak pernah menyurutkan niatku untuk menjadi seorang TKI.Untuk menjadi seorang TKI saja bukanlah hal yang mudah bagiku berbagai rintangan dan hambatan selalu datang.

Tuhan maha pengasih dan penyayang umatnya, tak akan mencoba hambanya diluar batas kemampuannya.Tepat dipenghujung 2008 ,dengan tujuan awal untuk meningkatkan ekonomi keluarga, akhirnya hari keberangkatanku tiba.Diiringi dengan deraian air mata kutinggagalkan orang tua, saudara, dan keluarga kecilku dan juga anak semata wayangku yang masih membutuhkan kasih sayangku. Apa hendak dikata mungkin ini jalan yang harus tempuh, materi bukanlah segala-galanya, tapi tidak hanya cukup dengan kasih sayang seseorang bisa bahagia dan mewujudkan impiannya.

Setelah melewati perjalanan panjang tibalah aku sebuah pulau kecil yang berjulukkan “Formosa“. Disambut cuaca musim dingin ,gedung-gedung menjulang tinggi, dan jalan raya yang sangat bersih kunikmati keindahan ibu kota Taipei. Masih ada pejalanan panjang lagi yang harus aku tempuh yaitu menuju kota Kauhsiung.

Sebuah bis kota melaju membawaku ke perjalanan berikutnya , disebuah perjalanan panjang kupandangi sawah pertanian yang luas, jalan raya yang bersih dengan lalu lintas tertata rapi, sangat kagum aku melihatnya. Setelah beberapa jam kemudian sopir bus memanggilku, bahwa aku sudah sampai di kota Kauhsiung. Disambut dengan rintik-rintik hujan dan cuaca dingin, seorang agency menjemputku dihalte bus dan membawaku ke sebuah RS untuk menjalani chek medical dan dilanjutkan ke kantor Imigrasi untuk melaporkan kedatanganku. Belum cukup sampai disini masih ada satu perjalanan panjang lagi yaitu menuju kota Pintung.

Perjalanan yang sangat melelahkan, agency menyuruhku tidur karena untuk sampai tujuan masih dibutuhkan waktu 3jam lagi, jangankan untuk tidur, makanpun tak terasa enak. Hanya perasaan gundah dan gelisah yang menyelimuti seluruh relung jiwa dan bathinku. Disepanjang perjalanan kulihat keindahan laut dan ombak pantai, menurut agencyku ini adalah kota wisata Taiwan selatan.Senjapun menjemput malam , matahari sudah tenggelam di ufuk barat , sebentar lagi sampai tujuan kata agencyku .

Setelah beberapa menit kemudian sampailah pada tempat tujuan.Tempat yang sangat ramai dengan pengunjung , termasuk para muda mudi, karena malam itu bertepatan dengan malam tahun baru. Agencyku menyuruhku turun dari mobil, sambil menunjukkan bangunan berlantai 5, dia bilang ini adalah rumah majikanmu beserta hotelnya, tanpa kaget lagi karena sebelumnya pihak PPTKIS sudah memberitahu, aku diberangkatkan dengan job order.

Dengan menyeret sebuah koper, dan perasaan takut kuayunkan langkah memasuki bangunan itu bersama dengan agencyku. Setelah sampai didalam rumah kutemui sepasang suami istri paruh baya, agency bilang dia adalah majikanku dan panggil saja tuan dan nyonya. Dengan senyum ramah kusapa mereka dan mereka membalasnya. Selang beberapa menit nyonya mengajakkan masuk kedalam sambil menunjukkan ruangan berukuran 3 meter persegi yang sudah dilengkapi kamar mandi dan ranjang tingkat beserta tumpukan barang-barang layaknya gudang nyonya bilang ini adalah kamarku.

Setelah memberitahuku pekerjaan apa yang harus aku kerjakan besuk nyonya menyuruhku istirahat ,tapi mataku belum juga terpejam, sampai tepat pukul 24.00 gemuruhnya bunyi petasan dan kembang api terdengar dimana-mana untuk menyambut pergantian malam tahun baru, dan juga menyambut pergantian dikehidupan baru bagiku, bukanlah suatu hal yang mudah , kehidupan yang belum pernah aku temui sebelumnya, tapi aku harus bisa untuk beradaptasi.

Pengalaman hari pertama kerja dari pukul 06.00 pagi ,aku , nyonya dan tuan sibuk beraktivitas diwarung sarapan pagi. Omelan dan bentakan nyonya selalu aku terima tapi aku masih bisa bersabar, sampai jam 12.00 siang nyonya mengajakku ke lantai atas untuk membersihkan kamar-kamar , lagi-lagi omelan dan bentakan dari nyonya sambil mengajariku mulai dari memungut sampah, mengganti sarung bantal , sprey, dan selimut dan juga membersihkan kamar mandi harus aku kerjakan dengan cepat , bersih dan rapi.
Astagfiruloh gumanku....mampukah aku dengan pekerjaan ini..???
Mulai dari lantai 2-5 aku harus turun tangga membereskan 20 kamar , 32 ranjang , hati rasanya ingin menjerit dan berontak, tapi apa daya, hati kecilku bilang lakukanlah dengan ikhlas pasti bisa.

Belum cukup sampai disini setelah selesai membereskan kamar, masih ada pekerjaan lagi , handuk , selimut, sprey kotor dicuci dengan mesin cuci dan dijemur sendiri, tidak dilaundry seperti hotel- hotel yang lain. Sampai pukul 23.00 kadang pekerjaanku belum selesai, dan pekerjaan ini harus aku lakukan setiap hari dikala hari -hari libur tiba.

Satu bulan sudah berlalu , dibarengi dengan Tahun Baru Imlek yang merupakan hari besar bagi masyarakat Taiwan dan juga China , hari ini merupakan hari libur bagi mereka dan hari sibuk bagiku, agency datang menanyakan keadaanku dan tentunya ada maksud lain, mengambil potongan gajiku, sambil menyodorkan kertas buat aku tanda tangani dan selembar uang ribuan dan berkata “ciayo “ ini adalah gaji pertamaku. Tiada sedih dan berduka, karena ini sudah kesepakatan yang sudah saya tanda tangani.

Disuatu malam perasaan resah dan gelisah mengusikku, kerinduanku pada keluarga dan anakku sudah 2 minggu aku tak mendengar kabarnya, karena aku tak diperbolehkan memegang hp jadi tak bisa setiap saat telepon dengan keluarga. Apa aku yang aku alami tak pernah aku ceritakan pada keluargaku , aku selalu bilang aku baik baik saja, aku tak ingin mereka ikut bersedih, cukup aku yang tahu. Dalam serpihan doa malamku semoga Tuhan selalu melindungiku dan juga keluargaku.

Hari berganti hari, akupun sudah terbiasa dengan pekerjaan berat ini , semua aku pertahankan demi cita-cita dan tujuanku. Aku percaya Tuhan maha pengasih, akan slalu ada pelangi di setiap badai. Kala musim dingin tiba hotel pun sepi dengan pengunjung.Karena Kota Kenting dimana aku bekerja adalah wisata air yang begitu asyik dinikmati kala musim panas, banyak sekali para pengunjung dan juga para turis asing, Kenting merupakan kota wisata taiwan selatan. Kenting dipenuhi dengan suasana Austronesia.Cuacanya dimusim panas terasa layaknya di negeri sendiri.

Majikanku yang super pelit tak mungkin membiarkan aku bersantai dikala musim dingin tiba. Dia menyuruhku mencabut rumput , hingga pada suatu hari tanganku digigit seekor ular dan harus diinfus dirumah sakit beberapa jam , setelah itu menjalankan aktivitas pekerjaan seperti biasa.Dengan pekerjaan berat tersebut aku juga sakit dan badanku menjadi kurus . Tak pernah aku hiraukan yang penting aku masih bisa beraktivitas.

Pekerjaan berat, tak pernah mendapatkan hak libur , bukan suatu hambatan bagiku, aku masih bisa bersendau gurau dan banyak teman meski hanya lewat telepon , bisa mengusik rasa sepi dan lelahku dikala istirahat malam, kadang masih bisa berkumpul dengan mereka, tanpa sepengetahuan majikanku. Semua aku lakukan semata-mata untuk menghilangkan rasa sepi dan lelahku, agar aku selalu kuat hingga habis kontrak.

Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, semua telah terlewati begitu cepat, dengan segala kesibukanku, hingga hari kepulanganku tiba, hasil jerih payahku selama ini sudah sesuai dengan keinginanku , membangun rumah dengan jerih payahku sendiri meski masih setengah jadi. Berat rasanya hati ini harus meninggalkan teman-teman yang selama ini menjadi pengusik rasa sepiku tapi disisi lain aku bahagia , akan bertemu dengan keluarga dan saudara-saudaraku.

Enam bulan aku berkumpul dengan keluargaku, berarti aku harus berpisah lagi dengan mereka, dan tentunya atas persetujuan suamiku sebelum hari kepulanganku kemarin. Lagi lagi aku harus berpisah dengan orang-orang yang aku sayangi berat rasanya hati ini,terutama pada anakku yang sangat butuh kasih sayang, apa mau dikata semua demi masa depannya juga.Dengan iringan air mata aku harus berpisah dengan mereka untuk yang kedua kalinya.

Tepat dimusim panas bulan mei 2012 , aku harus menapakkan kembali kakiku di pulau Formosa, aku mendapatkan Job dikota Taipei berarti tidak perlu menempuh perjalanan panjang lagi, aku sudah sampai di rumah majikanku.Kali ini pekerjaanku dpsangat berbeda , menjaga nenek masih sehat , hanya menemaninya jalan-jalan dan ke RS . Pekerjaan yang sangat ringan bagiku, tapi setiap hari slalu kudengar omelannya, lagi-lagi harus dihadapkan dengan orang cerewet. Sampai -sampai aku tak betah, tapi hak libur selalu aku dapatkan setiap bulan, bahkan kapan saja aku mau dengan persyaratan dipotong gaji.

Hari libur selalu aku ambil satu bulan sekali , bahkan dua kali meski harus dipotong gaji tak pernah membuatku rugi, demi untuk menghibur hatiku. Dari pagi sampai malam aku habiskan waktuku berkumpul bersama teman-teman di TMS. Baik dan buruk dampaknya tak aku pedulikan, yang penting aku happy.

Tujuan awalku masih tetap kupegang teguh.Figurku sebagai seorang ibu dan seorang istri tak pernah aku lupakan, meski aku belum bisa setia. Kehidupan glamour para TKI Taiwan , mengusik jiwa yang sedang terlena, yang juga dialami oleh sebagian teman- teman yang lain.
Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna,
Belajar dari kesalahan tanpa harus menyesalinya mungkin itu lebih baik, dari pada menyesali tanpa bisa berubah.
Doaku semoga Tuhan selalu menuntunku ke jalan yang benar.

Keinginan untuk menuju jalan yang benar selalu ada, dengan cara belajar dari semua kesalahan, dan semoga dengan jalan yang aku tempuh saat ini aku bisa dan mampu, mengikuti program belajar, kewirausahaan, dan lain sebagainya sangatlah membantu dan mendapatkan dampak positif .

Kisah yang aku tulis adalah suatu pengalaman yang sangat berharga bagiku, dimana suatu hal yang aku tak bisa dituntut harus bisa, dan dimana suatu hal yang aku tak mampu aku harus mampu dan dimana suatu hal yang sesungguhnya aku tak ikhlas aku harus ikhlas, dan semoga aku bisa mencapai semua impianku dan Tuhan selalu melindungiku dan keluargaku. “Tak Akan Aku Hentikan Langkahku ”

The End