Wanita Berotot Baja

2014-04-29 / yettie / Wanita Berotot Baja / Indonesia 印尼 / tidak ada

 PEREMPUAN BEROTOT BAJA

Seperti biasanya setiap jam 10 malam ia sembayang isya,bersyukur dan berdoa pada sang maha kuasa.

Tiba-tiba telepon genggamnya berdering lagi,dengan perlahan ia menempelkan kekupingnya.
Terdengar dari seberang telepon ada suara laki-laki berbisik lalu menjauh pergi,

Halo buk!
Maaf buk uang kiriman ibuk kemarin masih kurang.Ani minta kiriman uang lagi minggu depan,
Uang kiriman ibuk cuma bisa buat bayar kos-kosan dan buku pelajaran,sebentar lagi ujian buk, uang semester harus dibayar lunas,

Parmi hanya bisa menghela nafas sambil terus mendengarkan anaknya berbicara,

O iya buk,bapak juga minta kiriman uang buat renovasi rumah kalo bisa bulan depan ya buk, ucap anaknya lagi,

Iya,insyaAllah ibuk usahain doakan ibuk ya nak semoga ibuk tetap diberi kesehatan,

Iya buk pasti jawab Ani,
Dan beberapa saat kemudian telepon genggam itu mati.

Dengan perasaan yang campur
aduk Parmipun perlahan membuka lacinya dan mengambil buku tabungan.Dilihatnya uang ditabungan itu semakin menipis hanya tinggal 30 ribu nt.
Keningnya mengkerut sambil menghela nafas panjang.ia mencoba mengiklaskan semuanya pasalnya sudah hampir 3 tahun ia bekerja tabunganya tidak pernah bertambah malah semakin berkurang.

Perempuan paruh baya itu adalah tulang punggung keluarga,suaminya hanya kuli serabutan kadang kerja kadang tidak tapi yang lebih paranya ia menggunakan anaknya untuk memeras istrinya,
3 tahun bekerja diTaiwan Parmi hanya menyisihkan sedikit untuk dirinya yang lain untuk biaya sekolah Ani anaknya dan kebutuhan keluarganya.


"Sebenarnya dia menangis tapi ia mencoba iklas demi sang buah hati kesayanganya dan demi keutuhan keluarganya ia mencoba untuk tabah menjalaninya.

Meski majikan baik tapi tetap saja dia kurang tidur kurang istirahat karena kakek yang dijaganya sudah sangat parah,ia harus membantu membalikkan badan setiap 2jam sekali,pakai sedop dahak,selang sonde dan kantong urine,

"Parmi ,, tar kamu pergi kepasar beli ikan,sayur dan daging babi jangan lupa beli susu buat kakek ya!

OH iya nyonya parmipun dengan santun menjawab majikanya.

Seperti biasa ia menyapu,menyiapkan sarapan untuk majikanya lalu dia pun pergi kepasar,

Jam 11 siang
Parmipun mulai membalikkan badan kakek yang dijaganya,

Hanya keiklasan dan ketabahan yang dia miliki.ia tak pernah ada hari libur ,tapi ia selalu menampakkan wajah yang riang dihadapan majikanya,
Pekerjaan yang tidak ada hentinya, tiada arti jika ia ingat senyum buah hatinya dikampung halaman,

Meski sulit tapi mimpinya sangat sederhana ia tidak ingin
Anaknya menjadi Tkw seperti dirinya,ia berusaha sekuat mungkin untuk menyekolahkan
Anaknya hingga perguruan tinggi,

Demi merajut asa dan harapan lautan pun diseberangi,kehidupan yang keras di Taiwanpun ia jalani.

SELESAI