DERITA SANG BUNDA DI BALIK MUSAFIR FORMOSA

2014-05-05 / Helga Ghaida / DERITA SANG BUNDA DI BALIK MUSAFIR FORMOSA / Indonesia 印尼 / Tidak ada

”DERITA SANG BUNDA DI BALIK MUSAFIR FORMOSA”

2014-05-05 /helga ghaida / DERITA SANG BUNDA DI BALIK MUSAFIR FORMOSA/ indonesia

Lembayung fajar menyeruak harapan,
ia setia memberikan sinar,Melambai kehangatan,
gerimiskan rizqi tetiba di pagi dan subur adalah harapan terdalam.
mengharap Tercipta buih buih sebuah kesempurna’an.
Ya ...Memang terkadang harapan tak seindah kenyata’an.
Walau dengan langitku yang senantiasa berusaha biru,
Namun tetap awan kelabu pasti ada berlabuh,
Dan aku ... Wanita yang lemah ini ,yang berusaha mempertahankan kehendakku,tapi di balik itu ada kehendak yang lebih hebat yaitu sang maha hebat.

Di ujung sana penantian indah nan selalu ku ridukan.
Aku tak perduli dengan hujatan hujatan mencekam.
Aku yang di kata bagai awan yang hanya mencari debu dan angin yang di raih adalah kekosongan !!
Aku adalah insan yang tak berguna !!..
Ku pertahankan dan Akupun asyik dengan apa yang terjadi padaku.
aku selalu senang bermanja manja atas kekurangan yang menimpaku.
Karena ku sangat mencintai hidupku ,hidup bersama keluarga kecil bersama suami dan satu sang buah hati.
Persetan dengan sekelilingku,asalku bahagia bersama orang tercinta.

Aku bagai rumput di injak injak sini sana.yang kering layu tak berdaya.
Cibiran buruk terus melanda dari keluarga sang mertua .
dalam benak akupun bertanya ”ada apa ya Allah ??..
Kenapa hidupku seperti ini ? Kurang apa aku terhadap suamiku ?? ” bertanya dan terus bertanya .
dalam keanehanku .prasangka buruk terus mengeraiku.
Aaah .. sudahlah akupun tak sibuk urusi yang bukan kunci kebahagiaanku.

hidupku sebagai istri yang diam di rumah ,mengurusi anak dan suami ,aku yang memang serba kekurangan,
jangankan rumah untuk tenang teduh bertandang,
makanpun kemana mana aku mencari hutang ,
Dalam aktifitas hari hari, akupun tidak sekedar ngurusi anak suami.
Melainkan bekerja di tempat kakakku yang cukup jauh,
mencuci baju,ya .. seperti layaknya pekerja rumah tangga,berhubung kakakku orang jualan serba sibuk ,pagi pagi mesti beranjak pergi.
Setiap Pagi akupun bergegas pergi menuju rumah kakakku,sambil membawa anak ,ku gendongkan di dadaku,dan ku melaju bersama sendal jepit .
Ku gletakan anakku di pembaringan yang berumur 6 bulan,
Lalu ku bekerja bagai di kejar anjing yang cepat berlari dan terburu buru tengok keadaan anakku di tempat pembaring,
Akupun mesti extra mengawasinya karena takut terjadi apa apa, anakku belum bisa apa apa kecuali tengkurap menggalang kesini kesana.
Dan aku pula bersedia mencuci baju baju tetangga.
Demi menyambung hidup hari hariku beserta anak dan suami.
Kisah kisah saat itu,aksaranya tak bisa di jabarkan betapa pedih,belum lagi aku harus menyusui yang terkadang ku terisak nyiris melihat anakku.
berapa jumblahnya yang tak terbilang mempuisikan atas penderitaanku,Dan sungguh akupun tak mampu berkata ,saat terngiang masalah lama.yang ada hanya air mata yang mampu bicara .

Hari demi hari terlewati.waktupun tak bisa di cegah lagi.
Suamiku tetap saja bermalas malasan.bahkan bertambahnya
aku tidak di hargai sebagai kekasih istri,
Dan Jauh lagi tak di hormati dari pandangan keluarga mereka.dan lebih parahnya yang tau hanya kakaknya baik,bertanggung jawab,kondisi apapun tak boleh disakiti.
Dalam diamku berdo’a :
”..Ya Allah ... Semoga air mataku memberikan cahya dari kilaunya,hanya itu ku mampu dari iringan doaku..”
Dan akupun mesti sadar sendiri bahwa memang akulah wanita
yang buruk rupa apalagi tak kaya harta,
Apakah ini alasannya ??
Sampai saat ini belum ku temu titik ,komanya.
sampai lembaran bukupun penuh sudah mengaksarai tentang cintaku dalam rumah tangga,suamikupun nihil membaca.

Tetap keadaanku yang terlihat menyedihkan,
sehingga perhatian dari kalangan saudara iparpun tak lepas begitu saja.walau mereka perhatian tapi tetap menyimpan ketiada suka’an terhadapku.
Bahkan merekapun ada yang menawarkan aku bekerja di tempat saudaranya yang kaya.
Walau sedikit tersentak dan mengagetkan !!
Ucapan dari bibirnya yang tak segan segan melontarkan.
Teh ..? Desuh adik iparku memanggil,
ya ada apa .. Jawabku pelan .
Teteh mau tidak bekerja di saudaraku ?? Boleh .akupun nurut ..
Kerjaanku urak urakan ,apa saja mau ,dan ku bisa menertibkan waktu.yang penting jajan susu anakku bisa berkecukupan walau aku sendiri tak makan.
Disitu ada sedikit aneh terhadap adik iparku ..
”..mengapa dia menyuruhku bekerja ...
Mengapa dia tidak menyuruh kakak (suamiku) yang bekerja,
Bukankah itu yang tanggang jawab lebih utama !!
Hanya nafas dan mengelus dadaku merata bersama linangan air mata ku jatuhkan ke putriku,
Sambil berbicara dalam desahan hati :
” Nak ! Kelak semoga kamu jangan seperti bunda ,dan biarkan bundamu saja yang harus mengalami ini semua”.

Hari beranjak pasti,tak satupun yang kuasa menghalangi waktu.
Kehidupanku sangat terpuruk,suamiku yang tambah malas ,
Entah apa yang membuatnya bermalas malasan.
namun itulah yang ku terima dari kenyataan.
Sebenarnya aku sendiri malas untuk menceritakan tentang dia,
akupun capek menangani dia,berbicara yang baik namun dia kukuh mengabaikan pembicaraanku.
Sedang Kita yang mesti makan ,..
Di tambah kebutuhan susu buat anak.
Sejujurnya ...aku lelah sudah membagi kejengkelan,menghadapi sikap suami.
Di tambah Melihat anakku yang begitu kasihan ,hati bunda mana yang tega melihat anaknya tak bahagia,

akhirnya ku berpikir tuk melangkah ke luar negri,bukan serta merta menghamba keegoan,bukan pula mencari kesenangan tersendiri tanpa memikirkan keluarga terkasih,
melainkan hidup harus berikhtiar ,amanah Allah (anak) tak boleh di sia siakan,
Aku nekat pergi,dalam keadaan tak karuan ,helga anakku setahun 4 bulan ku tinggal,ku titipkan dia pada mertua berhubung ibuku sudah tiada ,di seperjalanan kepergianku hatiku bagai di sayat tajamnya pisau berkarat.
dalam Kesadaranku bahwa hidup ini bagai musafir yang sedikit istirahat namun bekerja terus untuk menempuh ruang kebahagia’an,Walau jiwa kini terasa gersang,
dan insyaAllah hanya BIL JIDDY LILLAH nian terselubung lubukku hanya BISMILLAH.
itu yang utarakan padaNya (Allah) di setiap berdo,a istikharohku ,tahajudku juga saat saat selesai sholatku.

Alkisah ...
Tibalah aku di langit taiwan pada tanggal 21/05/2011.
Jiwaku mengembara disemesta sana,
melawan sepak terjang taqdirNya (Allah),
Bertarung bathin melawan duri kerinduan,
Bertarung iman melawan godaan non islam.
Yang Hari hariku di balut caci makian ,
Menerobos sengatan silau gagahnya mentari , menerjangku setiap Hari bisa di kata ia nya adalah teman setiaku dalam bekerja.
Dalam perjalanan itu pula tidak cukup hanya itu ujian Allah menyapa,
aku yang tuduh selingkuh,aku yang bilang munafik !! pembohong !! yang di lontaran dari keluarga suamiku,
Entah apa yang membuat mereka berpikir seperti itu,apakah mungkin karena aku tak kirim uang kepadanya ,sehingga mereka marah marah.
Tapi nampak di Mata aku mengirim buat anakku ,.
atau mungkin beranggapan saja bahwa kebanyakan wanita dari taiwan itu tidak benar,memang ku tau banyak kisah saudari kita pulang dari negeri taiwan yang jadi urak urakan bahwan ada yang hamil di luar makhram,tapi sungguh sangat di sayangkan jika mereka berpikir seperti itu ,
karena aku jangan tuk berpacaran(selingkuh) ,ambil dari off day pun tidak dapat di izinkan.
Tapi .... yah ku gak mau di ambil pusing karena dalam pikirku ,disana bumi Allah di sinipun sama bumi Allah ,dan Allah tidaklah tidur,

Aku mendapatkan majikan yang cukup lumayan cerewet ,bakhil alias pelit,
Aku menangani lima tingkat saat di tainan,tidur pun hanya beralas tipisnya tikar,di bawah ruang bawah tempatku bersandar lelah(kamar) disitu banyak hewan yang kecil kecil,terasa pengap menusuk hati,ya bisa dikatakan itu tempat gudang,
keluarganya yang di penuhi dua anak,suami,istri,juga ibunya (nenek)yang berumur 70 sekian.
Disitu mereka menerimaku sebagai penjaga nenek tersebut yang menderita lumpuh kaki,yang bawel,serba beli sendiri,
Tinggi besar laksana gajah dan aku yang kecil ,kurus,bagai semut Tapi bagiku tiada masalah.
Hari hariku ada aja masalah yang di buat nenekku.
Dan akupun serba salah menanganinya,
ketika ku beres beres tidak boleh lampu menyala ,namun ketika melihat kotor rumahnya di bilang aku tak pernah bekerja bahkan pernah memukul tanganku.belum lagi di aduhkan ke anak anaknya,lalu terkena semprot sini sana.
Yah tau sendiri bagaimana rumah taiwan yang segalanya rapet hanya jendela kecil yang nerima dari cahaya siang.
Pagi dorong kursi roda menuju rumah sakit yang begitu lumayan lelah,tak kenal terik dan hujan terus ku melangkah.
sakitku segalanya aku yang menjaminnya.dan ...
Akupun yang tak pernah ngeluh ,juga tak pernah mengaduh pada ejenku ,cukup sebagai pembelajaran terhebatku.
aku rengkuh berbagai derita pilu itu.
Dua tahun ku bertahan di tainan,lalu ku pindah ke khosiung di karenakan majikanku cerai.Entah apa penyebabnya aku sendiri tidak tau dan alhamdulillah satu tahun aku bertempat di apartemen tinggal bersama nenekku dan bosku (anak laki lakinya),nenekku tidak disana tidak disini tetap aja tak berubah bahkan tambah parah,sekali ngomongpun menyelekit menusuk sanubari.Ngurusi satu orang bagai ngurusi satu kampung.
Namun ku tetap tenang berlayar .

Suatu senjapun tiba,..teduh ronanya,..indah tirainya...
Saat Cahaya siang menghitamkan ragaku dan mengentalkan nekadku,mungkinkah ini berkat kediamanku,kesabaranku,
Sehingga haripun terlihat terang ,yang telah sekian lama muram.
nenekku bertambah baik,beliau menginginkanku kembali tuk mengambil cuti,Beliau tak mau ku tinggal pergi selamanya,dan akupun ada rencana menuruti nenekku.

Jatuh Pada Tahun 2013 pada lebaran fitri,sa,atku asyik tersenyum,senang bersama impian dan cita cita.
Tiba tiba Aku dapat kabar,secara sepontan aku bagai di sambar petir di siang bolong,
Aku benar benar terkejut !!..kaget !!..
bahwa aku mendapat surat janda ,
Dan akupun di usir dari keluarganya,
Bahkan ayahku mendengar tuduhan ghibah yang mengada ada,sampai beliau membenciku,dan akupun di usir pula darinya.
Aku yang tercengang !!..
Bahkan tak bisa berkata,apalagi bergerak !!..
Aku Tersungkur tak berdaya ... aku Bersujud :..
”..Ya Allah ..... Ujian apa lagi yang ENGKAU berikan ini ??
Sekian lama kepilauan ku telan ,
Sa’at ku bisa tersenyum riang.
Ketika ku jumpa senang,mengapa ENGKAU begitu cepat merenggut senyumku.
betapa indah menulusuri kehidupan menujuMu ya Allah .
Sungguh tak tahan atas ujianMu.sungguh aku tak kuasa menahan deritaku,
gelombang praharaMu menghantam raga ini bertubi tubi.
aku hanya insan lemah ,yang bermodal tabah dan berusaha sabar saja,mampukah aku memenangkan deritaku ya Allah !!..”
tak lama aku menghubungi ayah..”yah ? tanyaku terisak.kenapa ayah membenciku ? Kenapa tak suka anakmu ?
Mengapa mengusir aku ?.ada apa yah !! Ada apa !!..
Pria tua pun menjawab :” maafkan ayahmu nak ’.mendengar kabarmu disana banyak sekali yang ayah tak suka,caramu yang berhura hura bersama pria yang tak mahram ,dan banyak tuduhan buruk lainnya,itulah yang membuat ayah tak suka kamu nak’ ”
Mendengar dari nadanya aku begitu kasihan ,
nafasnya begitu banyak kekalutan,sambil berbatuk batuk pula beliau menceritakan.secara kebersama’an kitapun nangis,dan aku yang tidak merasa dengan tuduhan tersebut ,ku ceritakan penuh kejujuran dan hingga ayahku tenang.

Singkat cerita sejarah di negri formosa.
Alhamdulillah wasyukrulillah ..
Tiga tahun ku habiskan penuh walau kisah kisah luka ku bersua.
Dengan Kepulanganku yang tanpa tapi ini,sudahpun tiba yaitu di bulan lima,
Aku yang tadi mau ambil cuti,aku gagalkan karena harus memproses perceraianku dan itu tidaklah sebentar waktu,sedang nenekku hanya memberi cuti satu atau dua minggu saja,maka aku dengan berat hatipun menolaknya.

Yah...beginilah alkisah hidupku.
Yang bagai rumput terinjak namun ia tumbuh subur kembali,
Dengan keikhlasannya,ketabahannya.
dan aku yang berlayar tenangpun telah mencapai keindahan pelabuhan,
walau ribuan gelombang menerjang dan menghadang
Aku tetap diam bagai batu karang yang kokoh.
berat perjalanan hidup ,namun aku tetap bagai sang musafir yang telah mencontohkan bahwa seorang muslim itu harus berusaha keras demi satu tujuan yaitu kesuksesan.
Aku bisa tersenyum lebar walau bathinku rapuh karena status jandaku, disisi lain aku bisa membuat anakku dan aku bahagia dengan adanya bukti gubuk yang sudah menganga di depan mata.

”..MAN JADDA JADA (barang siapa yang bersungguh sungguh maka dia akan berhasil) ,
Dan MAN SAARO ALADDARBI WASHOLA (barang siapa berjalan di jalurNya maka pasti akan sampailah ia )..”
jujur ..ku kata dengan kalimat inilah aku nekat pergi merantau,dan kalimat itu pula yang selalu aku pegang.
Semoga Allah meluruskan wath siratNya untukku ,untuk anakku kelak,
Dan bagi yang membenciku ,aku serahkan pada yang kuasa,karena DIA yang berhak membolak balikkan hati hambaNya
Semoga kita mendapatkan maghfirahNya .


By : helga ghaida
Coretan tanganku.. Khosiung 5/05/2014

Helgaramadhani09@gmail.com