DI BALIK SENYUM KU ADA DERITA

2014-05-01 / BINTANG WIJAYA / DI BALIK SENYUM KU ADA DERITA / Indonesia 印尼 / TIDAK ADA

   Sekejap saja semua telah berubah seperti debu yang beterbangan.Setelah sekian lama ku kumpulkan kesabaran demi kesabaran harus menuai ladang gersang nan tandus.
Ku hempaskan perasaan perih menyayat pilu.Ada keraguan menghampiri setiap ruang lingkup ku.Orang yang ku kasihi ternyata telah berkhianat dengan sahabat ku sendiri.Kehidupan serasa kelam buat ku saat itu,sejak kepindahan pabrik mertuaku ke pinggiran kota,dunia ku seakan berubah 100%,orang yang ku sayang telah lupa dengan keluarga.Dia selalu marah marah bila pulang larut malam,hanya derai air mata yang ku punya juga doa di tengah malam ku.Sambil duduk bersandar di dinding ku elus perut ku yang kian membesar.”De,,,maafin mamah yang selalu bersedih tak bisa tersenyum…”sambil berbisik ku coba tenangin pikiran ku.
Biarlah ku jalani saja semua ini bertahan demi bayi yang ku kandung juga Feby anak ku.
Meski kadang dalam kesendirian tetes air mata ku mengembang di kelopak mata.


Akhirnya Angel kecil ku terlahir dengan selamat juga sehat,namun sifat suami ku masih tetap sama.Aku hanya diam dan diam tak pernah bertanya.Hingga suatu hari ibu datang dari kampung untuk menengok Angel.
Pagi itu tak seperti biasa ibu keluar ke pasar,katanya mau beli sesuatu di pasar.Ku iya kan saja keinginan ibu.Entah mengapa sepulang dari pasar muka ibu kelihatan aneh memandang ku.
Ku coba bertanya..”Bu..ada apa?Sepertinya menyimpan sesuatu ..tolong katakan sama Intan bu..”desak ku penuh penasaran.
Ada sedikit keraguan terlihat dari mimik ibu yang seakan ingin menangis.Akhirnya ibu jujur,kalau orang luar bertanya pada ibu tentang suami ku yang punya pacar lagi.
Ku hempaskan dalam-dalam nafas ku,ada sesak yang mendesak tuk keluar namun aku tahan.
Aku tak mau ibu bersedih dengan masalah ku,biarlah ku simpan sendiri meski mereka terus bertanya.
”Bu..semua yang mereka katakan bohong,buktinya kami baik baik saja bu..sudah tidak usah di anggap bu..toh Intan masih rukun”maafin anak mu ini Ibu..semua ku lakukan karena tak ingin Ibu khawatir.Sebenarnya ingin aku peluk Ibu dan menangis,tumpahkan sedih yang selama ini aku simpan sendiri,tapi biarlah semua pasti kan berlalu.


Tak terasa usia Angel genap satu bulan,aku sudah tak tahan dengan keadaan seperti ini.Ku beranikan diri bicara dengan mertua ku,tentang keinginan ku pulang ke rumah ibu.
Tanpa di duga mereka mengijinkan.Ku tinggalkan semua cerita sedih,walau berdua dengan Angel kecil ku yang selalu menemani ku sedang Febi suami ku yang asuh.Satu bulan sudah aku tak tahu kabar Febi anak ku,begitu juga dengan suami ku tak kasih nafkah buat kami berdua.Dengan bekal ijazah pas pasan ku beranikan diri tuk melamar pekerjaan di sebuah sekolah TK,di kecamatan ku.Alhamdulillah di terima.
Semua ku lakukan demi Angel putri kecil ku,untuk membeli susu juga keperluannya.Meski pun tak cukup tapi paling tidak aku bisa meringankan beban Ayah ku.
Hari-hari berlalu kerinduan ku pada Febi kian memuncak.Kemana harus ku cari jagoan ku,sedang pabrik mertua ku telah bangkrut,tiada tersisa sedikit pun.Tuhan dengan segala kerendahan pertemukan aku dengan buah hati ku.Hanya sepenggal doa yang ku punya.Enam bulan akhirnya suami ku menemui ku bersama Febi betapa senangnya hati ku bisa berkumpul kembali.


Lalu kami putuskan tuk kembali ke kota suami ku,merilis usaha lagi dari awal.Namun keadaan sekarang telah berubah kami hanya bisa mengontrak sepetak rumah kecil,berdinding bilik bambu.Bila hujan datang air pun masuk.Kami bertahan dengan kesederhanaan.Tak bisa di pungkiri Angel.dan Febi sudah masuk SD biaya kian banyak.Ku putuskan tuk pergi ke Taiwan mengadu nasib demi buah hati juga masa depan mereka.
Bulan Juni 2008…akhirnya aku berangkat juga ke Taiwan.
Berat ku tinggalkan Angel kecil ku yang masih sangat membutuhkan kasih sayang ku saat itu,namun semua sudah menjadi keputusan ku,harus aku jalani.
Alhamdulilah dapat Bos yang baik meski kadang ada sedikit salah paham namun mereka mengerti.Singkat cerita 3 tahun aku finis kontrak di bos yang pertama jaga kakek atau akong.
Dari hasil keberangkatan ku yang pertama aku bisa sekolahkan kedua buah hati ku,tanpa ada rasa minder.Dan punya tempat berteduh walau separuh harus pinjam ke bank.Yang penting mereka nyaman tanpa harus merasa malu.


Sebenarnya saat itu aku balik lagi bos ku yang dulu tapi kondisi kakek yang sedang kritis karena terjatuh jadi cuma bertahan dua bulan di tempat kakek.
Kedatangan ku yang ke dua penuh lika liku juga suka duka,berpindah pindah tempat.
Hingga aku terdampar di pulau kecil Cimey-Penghu.Pulau indah,dengan angin yang kencang air yang asin karena di kelilingi lautan.
Terkadang bila ada pesawat dari Negeri Cina jelas terdengar.Aku di sana cuma bertahan 6 bulan,merawat kakek juga.Lalu agenci menjemput ku pulang ke Kaouhsiung di sini aku jaga kakek juga yang lumpuh total.Hari hari serasa cape dengan tingkah anak bos ku yang kadang aneh.
Sering aku bilang sama agenci ”Wo siang huan kucu..”.Tapi mereka bilang sabar kan baru pindah.
Lagi-lagi aku pindah dan cuma bertahan satu tahun.


Syukur aku panjatkan pada Mu Tuhan,kepindahan ku saat ini,mendapatkan bos yang baik hati,mereka sangat memperhatikan ku.Tak membeda-bedakan seperti orang lain.
Kali ini aku merawat nenek atau amma yang terkena stroke juga,dan tak bisa gerak di tambah kondisi nenek yang lemah aku mesti hati-hati merawat nenek.
Dan selama satu tahun ini keadaan nenek juga membaik.Mungkin tak ada lagi dengan masalah pekerjaan ku,namun dengan kehidupan pribadi ku sangat menyiksa hati,hingga tak jarang tangis ku pecah di tengah malam.Rasa sakit tiada terkira tak pernah hilang.
Kalimat ketus suami ku terus dia layangkan.Kenapa suami ku tak sadar juga,hati ku sakit .
Di sakiti dan tersakiti.
Masih teringat pengkhianatan juga perlakuannya yang tidak manusiawi hingga ku terpisah dari buah hati.


Apakah dengan kalimat sabar itu cukup,buat ku kuat..?
Aku hanya manusia biasa yang punya perasaan.Dua bulan aku tak boleh hubungi Angel juga Febi.Aku mamahnya yang mengandung selama sembilan bulan lebih.Dan aku pun tak pernah menghitung-hitung gaji ku buat buah hati ku.Tapi kenapa kata-kata mu sangat menusuk hingga hati ku terusik dan kini sudah tidak aku maafkan lagi.Sakitnya teramat sangat.
Hanya Angel dan Febi lah harapan ku,semangat ku tuk mengais rejeki di negeri Formosa.Meski mereka kadang bertanya.”Mah..kenapa pulang ke rumah mbah uti,ngga pulang ke rumah mamah,kan Angel ma Febi di sana..?”tanya Febi penasaran.
Hanya diam tak bisa aku jawab pertanyaan Febi,mereka tak tahu ada apa sebenarnya dengan orang tuanya.
Mereka juga tak mengerti kenapa aku pergi dan pergi lagi.
Tak ada yang bisa aku perbuat banyak selain berdoa dan bekerja lanjutkan hidup demi buah hati ku.
Biarlah ku pasrahkan semua pada Yang Kuasa.
Yang lebih tahu dengan kehidupan ku.


Inilah drama kehidupan nyata ku.Walau begitu aku tetap tersenyum ceria di depan keluarga bos ku.Karena aku ingin lewati hari dengan semangat tanpa harus mengeluh hanya karena masalah tak pasti.
Di sini ku sandarkan mimpi-mimpi ku.
Mimpi ingin melihat buah hati ku sama seperti mereka bisa sekolah lebih tinggi.
Dan Angel kecil ku yang menyukai dancer,hingga tiap perlombaan ia ikut.Aku bangga bisa melihat Angel tampil meski hanya di You tube saja.Tapi rindu ku sedikit terobati,ternyata ia sudah besar,lincah seperti tiada beban.
Maafkan mamah Angel juga Febi,semua mamah lakukan demi kebaikan kalian.
Setiap suka duka ku kadang aku ceritakan dengan bos perempuan,beliau sangat mengerti juga baik.Mau mendengarkan juga menasehati aku.
Dari beliau aku juga belajar banyak hal tentang adat isti adat juga sopan santun.
Mungkin dengan sedikit luangkan waktu bercanda dengan bos perempuan,hati ku sedikit lebih tenang.


Beberapa bulan lagi aku akan cuti,ada rasa sedih juga senang.
Entah mengapa mungkin karena labilnya hati ku.
Ku tepis bayang masa lalu yang kian menghantui,masih ada keluarga ku juga buah hati ku.
Biarlah cerita dulu hilang di telan angin.Akan ku mulai lembaran baru dengan kedua buah hati ku.
Berdiri tegar demi cahaya gemilang seperti mentari yang selalu tersenyum menyapa daun dan pohon.
Tiada bosan juga letih.


Dan kini aku mencoba bangkit dengan senyum,kan ku biarkan duka berlalu.Walau di sela-sela gemuruh resah mendera namun ku akan tabah berjalan sendiri di sini,di Negeri Formosa.Yang ramah tamah .
Walau kerinduan ku seakan tak bisa aku bendung,dia juga tak bisa aku genggam karena jarak memisahkan.Biarlah waktu yang akan menjawabnya.
Dan ujian demi ujian yang menimpa ku adalah awal dari kedewasaan ku dalam melangkah ke depan juga mengambil sikap.
Ku coba bersikap tabah dalam menerima setiap hujatan,sebab percuma aku layani emosi hanya menambah rusak saja tubuh ku.
Selanjutnya aku serahkan pada Dia yang Maha Kuasa.Dengan usaha dan doa.Semoga semua berakhir dengan baik-baik.
Aku hanya menunggu waktu yang telah di janjikan.Jadi harus sabar dan tawadhu.Wanita lebih kuat dan tegar meski
deritanya tiada tara,dia kan tetap tersenyum walau perihnya menyayat kalbu.


Memory kaouhsiung 01/052014

By:Bintang Wijaya