Mimpi TKI Berkoprasi

2014-05-15 / Lanang Aji Wibowo / Mimpi TKI Berkoprasi / Indonesia 印尼 / tidak ada

                              MIMPI TKI BERKOPRASI

Setiap tahun, ada ribuan TKi diberangkatkan ke berbagai negara, termasuk Taiwan. Hampir separuh adalah pekerja pelaksana tata rumah tangga, dan lainnya adalah pekerja buruh diberbagai perusahaan terutama industri. Meski beberapa kabar buruk menimpa TKI dan diberitakan dinegri sendiri. Namun hal itu rupanya tidak menyurutkan minat para pekerja untuk merantau mengadu nasib di negri orang.
Pasti ada bermacam alasan mengapa orang pergi ke luar negri untuk bekerja dengan menempuh banyak resiko. Namun, dari banyak alasan tersebut, alasan terbesar pastilah alasan ekonomi. Ya..padatnya penduduk di indonesiaadalah salah satu alasan terbesar. Dan dibalik itu, kita bisa simpulkan bahwa alasan mendasar para pekerja TKI adalah mengubah nasib ekonominya. Sangat sedikit orang-orang yang memang berniat untuk seterusnya tinggal di luar negri. Sebagian besar pastilah berniat untuk hanya beberapa tahun saja meninggalkan keluarga dan tempat kelahirannya untuk mendapat gaji yang relatif besar dan kemudian pulang kembali ke kampung halaman begitu kontrak selesai. Beberapa ada yang memilih berangkat lagi apabila merasa masih belum tercapai tujuannya.
Jika niatnya seperti di atas, rupanya beda lagi dengan kenyataannya. Tidak seindah bayangan, barangkali bisa dikatakan demikian. Kita sering mendengar para pekerja TKI terutama yang bekerja di bidang tata laksana rumah tangga mendapat nasib buruk di perantauan. Tanpa bermaksud mengesampingkan kasus-kasus derita TKI di negri sebrang. Saya yakin pemerintah akan terus mengusahakan hal-hal yang bersifat perbaikan. Entah itu sistem kerjasama maupun pengawasan dan pengawalan. Namun, hal yang mengusik kita adalah kenyataan yang terjadi setelah kontrak selesai.
Beberapa TKI yang beruntung bekerja di perusahaan dengan gaji lumayan, setelah beberapa tahun dan pulang kampung dengan membawa jutaan rupian. Nah, apa yang harus dilakukan dengan uang tersebut??. Rata-rata uang digunakan untuk merenovasi rumah atau membeli barang-barang mewah seperti kendaraan,televisi dan perabotan rumah tangga. Bagaimana selanjutnya,sudah pasti uang tabungan menipis dan nasib tidak berubah selain hanya rumah dan beberapa barang yang berubah. Penghasilan berikutnya tetap tidak menentu.
Mengapa ini terjadi??. Saya kira ini terjadi karena kita para TKI tetap bermental pekerja,sehingga ketika memiliki uang kurang bisa memanfaatkan uang sebagai mdal usaha selanjutnya. Padahal mustahil kita bekerja beberapa tahun untuk kemudian hidup enak untuk selamanya. Juga terlalu naif jika kita bekerja keras bertahun-tahun meninggalkan sahabat dan keluarga hanya untuk membangun rumah lalu kemudian tak berpenghasilan lagi. TKI harus melakukan strategi masa depan yang baik. Strategi itu adalah sederhanya , dan mungkin sudah dilakukan oleh sebagian kawan TKI. Strategi tersebut adalah bekerja sebagai TKI untuk menghasilkan tabungan, lalu pulang dan membangun usaha.
Sederhanya sekali jika ditulis dan diucapkan. Tetapi tidak mudah untuk diwujudkan. Ini karena membangun usaha bukanlah hal yang mudah. Dan lagi, ada seloroh dikalangan TKI yang mengatakan begini, "Kalau kami bisa membangun usaha,tentu kami tidak perlu jauh-jauh pergi." Ya,membangun usaha bkanlah hal yang mudah,bahkan banyak yang percaya bahwa ini adalah bakat bawaan seseorang. Tentu saja tidak sepenuhnya benar. Andai kita diberi kesempatan belajar pasti para perantau internasional ini juga akan mampu membangun sebuah bisnis walau bertaraf kecil dan menengah. Nah, inilah yang dibutuhkan oleh para TKI, kursus membangun usaha. Kursus ini barangkali sulit diselenggarakan di negri perantauan,walaupun bisa saja kalau memang diusahakan, tetapi yang paling penting adalah terlaksananya. Jadi sepulang kerja diluar negri dengan sedikit tabungan di kantong, para TKI langsung diberi kursus usaha kecil. Dengan demikian hasil bekerja bertahun-tahun tersebut tidak hanya berakhir di toko bangunan,toko elektronik atau dealer kendaraan, melainkan awal sebuah usaha yang nantinya bisa menjadi lapangan kerja bagi orang-orang disekitarnya.
Bagaimana jika tabungan para TKI ini terlalu kecil sehingga tidak berani membangun usaha?? Jika ini yang terjadi, maka kita bisa menggunakan sistem ekonomi yg kono adalah salah satu ciri ekonomi indonesia, yaitu koprasi. Beberapa orang mantan TKI dari suatu wilayah yang sama bisa bergabung membentuk kelompok usaha dan membangun koprasi. Jenis koprasinya tentu bermacam-maam sesuai peluang yang ada di wilayahnya. Apakah koprasi simpan pinjam, atau koprasi serba usaha, yang jelas dengan bergabungnya beberapa orang maka ketakutan dalam memulai usaha bisa diminimalisir. Berkelompok tentu menjadikan beban lebih ringan, sekaligus peluang lebih luas karena penggabungan modal bisa dilakukan.
Barang kali sudah ada yang memikirkan hal ini, atau bahkan sudah memulai. Jika memang sudah dimulai itu berarti menjadi angin segar bagi para pekerja di luar negri. Semoga ini bisa dipertimbangkan baik oleh perusahaan pengiriman TKI,pemerintah daera,kementrian tenaga kerja dan kementrian usaha kecil menengah. Pengiriman TKI kita jadikan salah satu cara pengumpulan modal, untuk selanjutnya digunakan membangun usaha dan membuka lapangan usaha.