DESTINASI YANG TIDAK TERDUGA
Oleh : Eko Sukarno
Panggil saja aku Sattria kelahiran Surabaya22-12-1993 ,anak laki-laki dari dua saudara,aku anak pertama dan adiku perempuan bernama putri. kami terpisah sejak kecil,waktu itu aku masih berumur 9 tahun dan adikku yang masih berumur 5 thun. Baru tahun ini kami dipertemukan bertepatan dengan kelulusanku dari sekolah menengah kejuruan(SMK). Putri yang tinggal bersama nenek dan aku yang hidup bersama kedua orang tua . Jarak yang jauh membuat kami tidak pernah beretemu satu sama lain bahkan berkomunikasi saja hampir tidak pernah, hanya waktu lebaran saja kami bisa berkomunikasi, selama kurang lebih 10 tahun. Perekonomian yang pas-pasan membuat kami berpisah, penghasilan ayah dan ibu hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari dan membiayai sekolah. Dengan keadaan seperti itu kami tetap harus bersyukur atas rezki yang telah alloh berikan.
Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) saya mulai berfikir untuk membantu penghasilan orang tua. Karna saya tau tidak mungkin melanjutkan study ke perguruan tinggi. pihak sekolah pernah menawarkan untuk magang ke negara jepang karena prestasiku di bidang kejuruan/akademik yang terbilang baik, pernah mengikuti kejuaraan lomba kompetisi sekolah sejawa timur, kemudian gagal ditingkat nasional. Akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran dari sekolah mencoba keberuntungan. Namaun proses seleksi ke jepang yang ketat membuat aku tidak lolos untuk melanjutkan proses selanjutnya.
Waktu terus berjalan membuatku merasa jenuh,sedangkan kebutuhan harus terpenuhi. Aku tidak dapat terus-terusan mengandalkan pendapatan dari mereka “orang tua tentunya”,keadaan menuntutku untuk berfikir lebih keras sehingga memaksaku untuk mencari pekerjaan, mencoba melamar pekerjaan kesana sini tetapi tidak diterima. Rupanya dengan hanya lulusan SMK, sulit sekali mencari pekerjaan di negeri sendiri. Sempat drop waktu itu! Sampai pada akhirnya melihat brosur dikoran mengenai lowongan pekerjaan diluar negeri salah satunya adalah Taiwan,singkat cerita dengan proses yang tidak begitu lama kurang lebih satu bulan, sudah dapat terbang ke taiwan .
Tepat pada tanggal 14 maret 2013 aku menginjakan kaki pertama kali di Taiwan. Negara yang tidak pernah ada difikiranku slama ini malah menjadi negara pertama yang aku datangi, dari sini lah awal perjalanan hidupku di Taiwan.Setibanya ditaiwan, ternyata jauh sekali dari ekspektasi awalku tentang negara ini. Negara yang mayoritas penduduknya non-muslim membuatku sedikit kebingungan. Bingung karena tidak pernah lagi mendengar suara adzan seperti saat di Surabaya dulu. Sulit menemukan makanan yang bener-bener Halal dan berbagai kebiasaan yang sangat berbeda dengan negara Indonesia. Semua perbedaan yang ada membuatku harus bisa beradaptasi dilingkungan yang baru. Kendala bahasa tidak membuatku takut ataupun putus asa untuk bekerja disini. Justru menjadi tantangan baru untuku.
Satu bulan sudah aku sebagai tenaga kerja pabrik haydran disini. Semuanya baik-baik saja. Tapi sewaktu ketika di diajak kerumhnya bos untuk melihat kebun sayurnya yang ada dilantai tiga. Ada kejadian lucu. Ketika bos menyuruhku untuk mengambilkan gayung dilantai dua untuk menyiram sayuran “pang wo na sue phiao...”krna saya tidak mengerti dan hanya mengira-ngira saja . Bukan gayung yang saya ambil tapi cangkul kecil, sapu dan gunting. Ketika saya sodorkan ke bos. Bos hanya tertawa kecil sambil tersenyum, Maklum sebelum saya berangkat ke taiwan saya tidak di bekali belajar bahasa mandarin dengan baik “pikirku”. Bos yang begitu baik membuat aku sedikit merasa betah di tempat ini.
Taiwan adalah negara yang bersih dan sebagian besar warganya taat akan peraturan. Seperti kebiasaan warga taiwan yang membuang sampah pada tempatnya, harus sesuai jenisnya. Warganya yang membiasakan budaya antri, pola makan yang teratur. Membuat saya lebih kerasan disini.
Tapi!!!!!!! Disisi lain masyarakat cenderung kurang memperhatikan sesama tidak peduli satu sama lain “jiwa sosialnya kurang”. Saya tidak mencoba memikirkan itu karena tujuan saya disini ingin bekerja dengan baik supaya bisa membantu perekonomian keluarga tentunya.
Dalam hal bekerja kendala-kendala yang dihadapi adalah pada atasan yang biasa disebut mandor(sancang) .entah dengan alasan apa sepertinya tidak begitu menyukaiku. Padahal dalam hal bekerja aku berusaha melakukan dengan sebaik mungkin. melakukan pekerjaan sesuai dengan intruksinya. Tetapi selalu saja tidak puas dengan pekerjaanku yang membuatku semakin bingung waktu itu hingga mulai tidak kerasan dipabrik ini. Keesokan harinya saya beranikan diri melaporkan ke ejensi.kbetulan Hari itu tepatnya jam 11 ejensi/penerjemah datang. Tanpa basa-basi aku langsung membicarakan masalah yang sedang di hadapi ,tentang perlakuan mandor yang sperti tidak begitu menyukaiku, padahal stiap yang diperintahkanya ku kerjakan dengan sebaik mungkin. Smpai akhirnya mandor menjelaskan alasan tidak menyukaiku . Sebagian besar dari para pegawai pabrik yang pernah dipekerjakanya terutama tenaga kerja yang berasal dari indonesia kurang maksimal dalam pekerja,slalu tidak sesuai dengan traget yang telah ditentukan akibatnya mandorlah yang harus menuai protes dari atasan karna hal tersebut,selain terbatasnya tenaga kerja, kurangnya berbahasa mandarin menjadi salah satu faktor penyebab kurang maksimalnya pekerjaan,kesulitan dalam penyampaikan arahan terutama pada tenaga kerja yang baru datang,tidak jarang menimbulkan emosi sang mandor menjadi lebih kasar dalam memberikan arahanya,para pekerja yang merasa tertekan dan tidak terima dengan sikap sang mandor mamicu perselisihan atara mereka tidak saling menyukai,,tak jarang pekerja yang memberikan respon tidak baik pada mandor ,hal tersebut menyebabkan citra yang kurang baik pada tenaga kerja indonesia .
Keterbatasanku dalam berbahasa mandarin tidak menyurutkanku bekerja lebih giat dinegara ini,demi cita-cita dan harapanku memjadi motifasi lebih bersungguh-sungguh membelari bahasa yang cukup rumit ini,yaah aku harus bisa dimulai dengan membeli buku-buku berbahasa mandarin,kamus hingga les ditempat khusus cukup menguras waktu istirahatku.
Waktu terus berlalu membuahkan hasil dari kerja kerasku ,kurang lbih 6 bulan saja aku sudah mulai lancar berbahasa mandarin, tak satu pun perintah mandor yang aku tidak mengerti hal itu membuat bukan hanya mandor bahkan laopan lebih menyukaiku,dan kini aku dipercaya sebagai pengarah bagi setiap tenaga kerja indonesia yang baru datang bisa dibilang mandor juga hee ....
Tidak ada masalah yang tidak dibiarakan dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dapat diselesaikan,selagi berusaha sungguh-sungguh semampu kita semua pasti ada solusinya .... Ciiayooo